Belajar dari pengalaman sebelumnya di mana dirinya selalu merepotkan Rury-sepupunya saat kematian ayahnya, di putaran kedua waktu hidupnya ini, Varsha tak ingin mengulang hal itu. Jadi saat kematian ayahnya kembali terjadi, Varsha sengaja menyiapkan buku tamu untuk membantu mengurus semua peninggalan terakhir ayahnya.
Dan berkat buku itu … Varsha juga akhirnya bisa bertemu dengan Awan.
Yang tak pernah Varsha duga adalah alamat yang tertulis di nama Awan adalah alamat yang lokasinya tidak jauh dari rumah Varsha.
Dia dekatku.
Selalu.
Selalu dekat denganku.
Ketika menemukan fakta itu sembari mencari alamat rumah Awan yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya sendiri, dada Varsha kembali terasa sakit. Rasa sakitnya bak diiris sembari mengingat kehidupannya di putaran waktu sebelumnya di mana Varsha tidak sengaja bertemu dengan Awan dan buruknya, Varsha sama sekali tidak mengenal Awan.
Mulai dari musim panas pertamanya di mana Awan bicara dengannya, menasehatinya dan bahkan memberikan jaketnya untuk Varsha. Lalu di musim gugur pertama di mana Awan berusaha menyelamatkan Ayah Varsha yang mengalami kecelakaan dengan membawanya ke rumah sakit. Saat itu … Varsha mungkin bisa bertemu dengan Awan. Tapi karena terlambat datang karena pernikahannya, sosok Awan sekali lagi tak terlihat oleh Varsha. Bahkan mungkin harusnya Varsha bisa melihat Awan saat hari pemakaman ayahnya, tapi lagi-lagi Varsha tidak melakukan itu. Dan terakhir di musim dingin pertamanya, di mana Awan mati dalam kecelakaan yang melibatkan Nico.
Musim panas,
Musim gugur, dan musim dingin.
Kamu terus ada, Awan.
Mengingat semua kenangan itu, tanpa disadarinya, air mata Varsha terjatuh dan membuat wajahnya basah.
Kali ini … aku harus bertemu dengannya.
Kali ini … aku harus berterima kasih dengannya.
Varsha terus mengulang dua kalimat itu sembari mencari alamat rumah Awan.
Bruaak! Mata Varsha yang terus mengalirkan air mata, membuat pandangan Varsha sedikit buram hingga tak menyadari jika ada polisi tidur di depannya. Kaki Varsha menabrak polisi tidur itu dan akhirnya terjatuh karena tubuhnya tidak siap.
“Akhh!” Varsha yang terjatuh tersungkur, hanya bisa mengerang kesakitan karena tubuhnya mendarat di aspal yang keras dan kasar.
“Varsha!!! Kamu enggak papa?”
Varsha yang berusaha bangun dari jatuhnya, terkejut karena mendengar namanya disebut oleh seseorang.
Siapa?
Varsha menengadahkan kepalanya untuk melihat. Tapi karena matanya basah oleh air mata, wajah pemilik suara itu tidak terlihat dengan jelas.
Siapa itu?
“Varsha, kenapa kamu bisa jatuh di sini?” Pemilik suara itu langsung berlari menghampiri Varsha dan membantunya untuk bangun dari jatuhnya.
Siapa? Untuk melihat wajah dari penolongnya itu, Varsha menghapus air mata di matanya. Dan ketika pandangannya mulai jelas, Varsha akhirnya bisa melihat wajah dari penolongnya itu.
Awan.
“Kaki dan tanganmu luka. Kamu bisa jalan, Varsha? Rumahku ada di dekat sini.”
Akhirnya aku menemukanmu, Awan.
Itulah perubahan pertama yang dilakukan Varsha di musim dingin keduanya. Di musim dingin pertamanya, yang Varsha temui adalah Nico. Tapi di musim dingin keduanya, yang Varsha temui kali ini adalah Awan. Pertemuan itu bukan karena kebetulan, tapi karena Varsha yang menginginkannya.
Aku harus mengubahnya di sini.
Di musim ini, aku enggak akan kehilangan lagi!
Aku enggak akan biarkan kamu menghilang lagi, Awan!
Dengan keyakinan itu, Varsha kali ini memutuskan untuk mendekat pada Awan.
*