EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #42

AWAN DAN AWAL DARI SEGALANYA PART 3

Awal segalanya dimulai mungkin di tahun itu. Awan baru saja memiliki adik di umur 6 tahun dan mengira kebahagiaan keluarganya akan bertahan untuk waktu yang lama. Tapi kebahagiaan keluarganya tidak bertahan lama ketika sang ayah terkena PHK dan kemudian jatuh ke dalam dunia perjudian. Situasi buruk itu tidak berhenti di titik itu saja, sang ayah juga mulai sering mabuk dan melampiaskan kemarahannya pada keluarga. 

Demi melindungi Awan dan adiknya, Ibunya memutuskan untuk menceraikan sang ayah dan memilih hidup bertiga. Sang Ibu mengusir ayah Awan dan berharap cara itu bisa menyadarkannya. Tapi bukannya sadar, ayahnya justru semakin menggila. Sang ayah terus meneror rumah dan membuat keributan di tempat kerja ibunya. 

Hari itu siang hari. Awan biasanya pulang sekolah dengan berjalan kaki dan ayahnya sudah sengaja menunggunya di jalan yang biasa dilewatinya ketika pulang. Sang ayah ingin menangkap Awan dan menjadikannya umpan untuk meminta uang dari mantan istrinya. 

“Awan!” 

Begitu melihat sang ayah, Awan berlari dengan kakinya yang kecil dan berusaha untuk menyelamatkan diri. Biasanya para tetangga akan membantu Awan karena sudah tahu bagaimana sikap buruk sang ayah dan perceraian keluarganya. Tapi hari itu kebetulan para tetangga sepi, tak ada satu pun yang berada di luar rumah yang bisa membantunya. Jadi Awan hanya bisa berlari sekuat yang ia bisa. 

“Apa yang kamu lakukan hah? Kamu ingin menculik anak ini terang-terangan?”

Saat Awan nyaris tertangkap oleh sang ayah, seorang pria muncul menangkap tubuh kecil Awan dan memeluknya dalam pelukannya yang erat. 

“Dengar, bung! Anak itu adalah anakku!” ujar Ayah Awan dengan wajah tidak terimanya. 

“Anakmu? Yang benar saja! Kalo anak ini adalah anakmu, harusnya anak ini tidak lari ketakutan seperti tadi!” 

“Kembalikan putraku!” 

Terjadi perebutan antara pria penolong Awan dan ayahnya yang memicu keributan hingga para tetangga yang tadinya di dalam rumah, keluar dari rumah mereka untuk melihat. 

“Kamu lagi!” 

Melihat para tetangga keluar untuk membantu Awan, ayahnya tidak punya pilihan selain melarikan diri dan kembali di lain waktu seperti yang biasa dilakukannya. 

“Terima kasih banyak, Pak.” Awan mengucapkan terima kasihnya bersamaan dengan para tetangga di dekat rumah Awan. 

“Siapa sebenarnya pria itu? Kenapa dia ingin menangkap anak ini?” tanya pria yang menolong Awan. 

Lihat selengkapnya