Sembilan Belas (Sina)
Palangka Raya, Maret 2020.
Sejauh ini, semua benar-benar baik-baik saja.
Iya. Kali ini aku tidak berbohong. Semua sungguh baik-baik saja. Sejak kemarin banyak hal terjadi, suka dan dukanya dalam proses saling menyembuhkan, hari ini aku benar-benar bisa bilang, kalau sekarang aku sudah baik-baik saja. Setelah menyatakan diri rehat sejenak dari aktifitas di Forty Seconds, hari ini, aku resmi kembali menjajaki kantorku yang sangat ku rindukan. Semua menyambutku dengan hangat, tak terkecuali Agitaku sayang.
Dia sudah ada didalam ruang kerjaku saat aku tiba disana, dengan sebuah buket bunga mawar dan sebuah cake selamat datang yang ia persiapkan. Namun, bukan itu yang sedang ku soroti. Meskipun aku istirahat dari pekerjaan, hampir tiap hari dia datang berkunjung ke Apartemenku, yang juga saat ini ku tinggali bersama Hanafira dan Pamela, tapi ekspresinya pagi ini sungguh mencurigakan.
“Kok gue curiga sama lo ya, Git?”
“Curiga kenapa?”
“Wajah lo kok sumringah gitu? Lo kenapa? Pasti ada kabar baik yang begitu heboh. Benar-benar gak biasanya lo begini.”
“Emmm, ya dong!”