The Dark Tower, salah satu gedung pencakar langit di ibukota, merupakan gedung termahal yang pernah dibangun di ibukota. Gedung ini merupakan salah satu gedung dari puluhan lainnya yang dimiliki oleh yayasan tempat Kory bekerja. Juga, The Dark Tower adalah gedung “pribadi” bagi Dr. Abqory sebagai gambaran betapa berpengaruhnya ia di ibukota serta yayasan tersebut.
The Dark Tower memiliki lima puluh enam lantai dengan dua belas lantai dasar sebagai mall, tiga puluh lantai sebagai perkantoran, dua lantai di atasnya main building, dan dua belas sisanya sebagai hotel bintang lima. Dua lantai main building sendiri adalah lantai utama dipakai yang di dalamnya terdapat berbagai macam tempat hiburan untuk segala umur. Kedua lantai ini bisa dikatakan sebagai masterpiece dari The Dark Tower. Diasana terdapat bioskop, mini museum, taman bermain, galeri lukisan-lukisan terkenal, show room berbagai brand mobil premium, klub malam, hingga cafe ada di dua lantai utama ini.
Kenapa bernama The Dark Tower, itu semata karena gaya arsitektur eksterior hingga interior gedung ini sendiri memiliki kesan gelap namun elegan. Secara keseluruhan, gedung ini di dominasi oleh warna gelap seperti hitam dan abu dengan sedikit sentuhan warna-warna lain pada beberapa bagian.
The Dark Tower mengambil gaya arsitektur gaming—begitu orang-orang menyebutnya—sebagai design utama. Bentuk luar gedung ini terlihat seperti sebuah sepatu robot yang ditengadahkan ke atas. Detail tembok gedung ini sangat rumit dengan menggunakan garis-garis bernani membentuk sebuah pola yang menakjubkan. Ditambah, terdapat beberapa guratan garis merah berpendar pada pola tersebut membuat tampilan luar gedung ini sempurna terlihat bagai perangkat komputer raksasa.
Di bagian dalam, gedung ini menyajikan pertunjukan cahaya yang berupaneka. Jika kalian memasuki gedung ini, hal pertama yang akan menyambut kalian adalah sebuah koridor raksasa. Berdindingkan besi yang dilapsisi dengan karbon, serta lampu-lampu neon yang membentuk lukisan futuristik, koridor ini menjadi jalan utama menuju main hall dari mall yang ada di gedung ini. Gelap? Memang. Menakutkan? Tidak. Malahan, koridor ini sangat fantastis karena menyajikan sebuah pertunjukkan cahaya yang luar biasa hebat. Sesekali terlihat layar hologram yang memasarkan sebuah produk atau brand yang terdapat pada The Dark Mall—sebutan bagi mall yang ada di gedung ini. Terkadang, jika memang ada sebuah event, akan muncul iklan yang menunjukkan trailer dari event tersebut. Dan, jika kalian beruntung, kalian beisa melihat pertunjukkan cahaya eksklusif di koridor ini, seperti pertunjukkan laser, drama hologram, video mapping, dll.
Belum habis kejutan menyambut kalian. Setelah melewati koridor, main hall The Dark Mall akan selalu hadir dengan kemewahan tersendiri yang pastinya masih di dominasi warna-warna gelap—layaknya pertokoan di dalam film-film fiksi ilmiah. Tidak semuanya gelap, hanya bagian luarnya saja, namun, jika kalian masuk pada salah satu store, maka tema yang disajikan tergantung pada apa yang dijajakan store tersebut. Misalnya, jika kalian memasuki store yang menjajakan pakaian, maka suasana yang dihadirkan adalah suasana cerah. Beda jika kalian memasuki store yang menjajakan peralatan gaming, suasana yang dihadirkan pastilah suasana gaming—gelap dan RGB.
Gaya interior tersebut untuk dua belas lantai utama atau The Dark Mall dan dua lantai main building The Dark Tower. Untuk sisa lantai yang lainnya menggunakan gaya arsitektur futuristik minimalis.
Kory, sebagai pemegang kendali utama atas gedung ini, mendapatkan sebuah ruangan pribadi yang berada di lantai ke-empat-puluh-empat gedung ini. Ruangan atau yang biasa Kory sebut sebagai “singgasana” ini tidak terlalu luas—Kory sendirilah yang mengatur serta mengerjakan tata letak, design, serta sistem keamanan ruangan ini. Sebuah meja kerja modern beserta kursinya terletak di ujung ruangan. Dinding disamping kanannya adalah sebuah jendela kaca lebar tanpa penyangga, terlihat seperti sebuah ruangan tanpa pembatas atau tembok. Sebuah lemari rahasia juga Kory tambahkan berhadapan dengan dinding kaca. Lemari ini hanya bisa dibuka menggunakan sentuhan tangan Kory. Hanya sekali sentuh dan lemari dengan isi berbagai dokumen, peralatan, serta senjata akan terbuka. Tidak terlalu istimewa memang, tapi, ruangan ini adalah pusat kontrol seisi gedung The Dark Tower.
Siang ini, Kory terduduk lesu di kursi kerjanya. Ia menatap dinidng kaca, menerawang jalanan ibukota yang padat. Mobil-mobil berseliweran. Sesekali terlihat angkutan umum melintas membawa puluhan penumpang di dalamnya. Anak-anak sekolah berseragam membawa tas warna-warni mereka berjalan pulang menuju tempat tinggal mereka masing-masing. Menyenangkan sekali melihat pemandangan ini sebenarnya. Namun, semua terasa semu bagi Kory. Pikirannya dipenuhi pertanyaan akan mimpi yang dialaminya tadi malam.
Apa maksud dari mimpiku tadi?
Mimpi yang dialaminya terasa sangat nyata. Kengeriannya. Rasa takut. Semua seolah nyata. Bahkan hingga kini, Kory masih merasa takut atas mimpinya tadi. Memberikan sedikit rasa trauma pada dirinya.
Lupakan saja! Perintahnya pada dirinya sendiri.
Ia memutar kursi, kembali menghadap meja kerjanya. Dibukanya laptop yang teronggok di atas meja. Ia tekan beberapa tombol pada keyboard, sebuah jendela aplikasi terbuka dengan tampilan gelap dan terdapat beberapa tulisan di atasnya. Kory kembali menekan tombol keyboard, mengetikkan serangkaian huruf yang membentuk rumus, kata-kata, entah apapun itu namanya dengan sangat cepat. Tangannya lihai berpindah dari satu huruf ke huruf yang lainnya. Bagi kita, huruf atau apapun itu yang ia ketikkan terlihat sangat rumit dan memusingkan, tapi tidak bagi Kory. Serangkaian huruf di atas jendela aplikasi tersebut, bagi Kory, adalah sebuah lukisan indah dan dengannya akan muncul berbagai perintah digital yang tidak kita pahami. Tangan Kory menari-nari. Lama sekali ia hanyut dalam mainan digitalnya. Hingga terdengar suara yang entah dari mana asalnya.