Pov Amelia
Saat di suatu senja aku menemani Kendra bermain di taman belakang, aku termangu sejenak saat tiba-tiba saja ponselku berdering menunjukkan nama Rena di layar.
"Ada apa ya Rena nelfon aku? Tumben." Tanyaku dalam hati. Sebab nggak biasa-biasanya perempuan yang anaknya satu sekolah dengan anakku itu - meski anak kami beda kelompok - menghubungiku lewat telefon. Biasanya kami bertemu di acara pengajian komite di TKIT Al Barokah sebulan sekali. Dan memang tak jarang juga kami saling melempar senyum saat mata kami saling tatap dan berbincang sesekali saat acara pengajian sudah selesai.
"Assalamu'alaikum Rena." Sapaku setelah sedikit menjauh dari Kendra yang masih asyik bermain dengan pasir mainannya. Aku duduk di kursi sambil mengawasinya bermain.
"Hallo, wa'alaikumussalam, Mbak Mel. Mbak, aku boleh minta tolong?" Tanya Rena menjawab salamku dan langsung meminta pertolongan padaku dengan suara bergetar seperti menahan isak.
"Iya, Ren. Ada apa?" Tanyaku langsung penasaran.
"Hmm ... Aku mau minta tolong, tapi Mbak Mel janji ya jangan banyak tanya apa-apa dulu ke aku?" Suaranya semakin bergetar saat ia mengajukan sebuah syarat supaya aku nggak banyak bertanya tekait permintaan tolongnya padaku.
"Iya, ada apa, Ren?" Tanyaku berusaha untuk tetap tenang, tapi dalam hati sebetulnya penasaran sekali dengan alasan yang membuat Rena tiba-tiba meminta pertolongan padaku.
"Boleh tanyain Mas Faisal nggak, apa dia punya kenalan lawyer untuk perceraian? Aku mau cerai dengan Mas Arman, Mbak." Selepas mengucapkan kalimat terkahirnya itu, tangis Rena pecah, namun segera ia tahan, mungkin maksudnya supaya tidak semakin membuat aku penasaran dan bertanya - tanya.
Namun mendengar ia mau bercerai dengan Arman, suaminya, jelas membuatku beristighfar dalam hati dan sedikit syok. Ada apa sampai Rena mau bercerai dengan Arman? Apa masalah perselingkuhan? Atau faktor ekonomi? Berbagai pertanyaan tiba-tiba memenuhi otakku.
"Oke. Aku tanya dulu ke Mas Faisal, ya? Nanti aku telfon lagi kalau sudah ada info dari dia." Kataku pada akhirnya. Karena sudah janji pada Rena untuk nggak banyak bertanya apapun ke dia, akhirnya aku hanya minta dia menunggu selagi aku menanyakan soal lawyer perceraian pada suamiku yang sedang berada di kantornya.
Aku rasa Rena sudah tahu kalau suamiku adalah seorang pengacara, makanya dia langsung memintaku bertanya pada Mas Faisal apakah ia memiliki kenalan seorang lawyer yang biasa menangani urusan perceraian.