Saat anakku menginjak usia 8 bulan, tanpa sengaja aku melihat chat mesra Mas Arman dengan seorang perempuan di ponselnya.
"Beneran, sayang, aku belum nikah. Gimana punya anak, nikah aja belum." Demikian salah satu chat yang aku baca dari sekian chat yang kudapati ada di ponsel suamiku dengan perempuan lain.
Hati istri mana yang tidak hancur mendapati suaminya sendiri berkata demikian pada perempuan lain.
"Teganya Mas Arman selingkuh di belakangku." Batinku mulai curiga.
Akhirnya kuberanikan diri untuk menanyakan hal itu pada Mas Arman.
"Mas, aku mau tanya." Ucapku memberanikan diri saat Mas Arman baru saja selesai mandi.
"Siapa perempuan yang chat sama kamu di hp yang kamu bilang kamu belum nikah dan punya anak?" Tanyaku langsung pada intinya dengan perasaan marah dan kesal.
Mas Arman nampak sedikit terkejut, namun ia langsung melempar handuknya dan melangkah menghampiriku.
"Berani-beraninya kamu ngecek-ngecek hp ku, hah?" Tanyanya dengan tangan yang mulai memegang wajahku dengan cukup kencang. Ia marah, aku tahu. Tapi apakah aku tidak boleh marah saat aku tahu suamiku selingkuh dengan perempuan lain?
"Nggak sengaja, Mas." Kataku dengan mulut yang masih ditekan oleh Mas Arman.
"Nggak sengaja atau emang kamunya yang kepo??" Tanyanya sambil mendorong keras wajahku hingga aku jatuh ke atas tempat tidur.
"Aku nggak terima kamu bilang kalo kamu belum nikah dan punya anak." Kataku sambil berusaha untuk bangkit.
"Ah, banyak omong kamu!" Balas Mas Arman tiba-tiba menampar wajahku dengan cukup keras. Kurasakan pipiku memanas, sementara mataku menghangat perlahan. Rasa sakit ini mengundang air mataku untuk jatuh.
"Jadi perempuan itu nggak usah sok tau dan nggak usah banyak nyari tau!" Sekali lagi Mas Arman menampar, menjambak, dan memukul wajahku sampai tubuhku limbung dan terjatuh berkali-kali.
"Ampun, Mas. Ampun." Aku memohon dan mengiba supaya Mas Arman menghentikan tindakan kasarnya padaku, tapi ia sudah seperti kesetanan saat memukulku dan menampar wajahku berkali-kali.
Aku terjatuh ke lantai, lalu dia menendang perutku hingga aku ingin muntah dibuatnya.
Ya Allah, tolong aku ...