Siang itu anak perempuanku tengah bermain di ruang tamu. Karena usianya sudah menginjak dua tahun, maka biasanya kuajarkan ia untuk makan dan minum sendiri sementara aku mengawasi di dekatnya.
Saat itu aku sengaja mengambilkan makan siang dan minum untuk Aisyah lalu meletakkannya di dekat ia bermain.
"Nak, nanti dimam ya makanannya." Kataku sambil membelai lembut rambut Aisyah.
"Iya, Mama." Katanya sambil mengangguk begitu lucu.
Aku kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar mandi karena sudah tak tahan ingin buang air kecil.
Tak lama aku di dalam kamar mandi, tiba-tiba aku mendengar Mas Arman marah-marah pada Aisyah.
"Ini kenapa semuanya berantakan, Aisyah? Kamu nggak bisa liat, apa gimana sih??" Bentak Mas Arman membuatku begitu terkejut.
Aku langsung buru-buru keluar karena penasaran dengan apa yang terjadi hingga membuat suamiku marah.
"Ada apa, Mas? Kenapa kamu marah-marah sama Aisyah?" Tanyaku sambil kurangkul tubuh mungil anakku yang menangis karena mendengar bentakan dari Papanya.
"Kamu liat!" Tunjuk Mas Arman ke arah makanan dan minuman Aisyah yang sudah berceceran di lantai.
"Ajarin tuh anak kamu supaya nggak terus-terusan ngeberantakin rumah! Pusing aku liatnya, tau??"
"Aisyah kan masih kecil, Mas. Belum ngerti tentang konsep bersih dan rapi. Lagipula nanti juga aku beresin semuanya, kok." Belaku berusaha memberi pemahaman pada suamiku kalau Aisyah yang masih kecil jangan dituntut untuk bisa bersih dan rapi di dalam rumah.
"Lagian tadi kamu kemana sih, sampe Aisyah bisa numpahin makanan dan minumannya?"
"Aku kebelet pipis tadi, Mas."
"Alah alasan! Lain kali jangan lengah jagain anak!" Mas Arman berteriak cukup kencang, hingga Aisyah terkejut dan berteriak sambil menangis.