Enam Tahun Bertahan Dengan Suami Yang Sakit Jiwa

Nurlaila Zahra
Chapter #21

Menjemput Aisyah

Sejak aku sampai di rumah Mbak Dania, tidak ada setiap menitpun yang kulewati tanpa mengecek ponselku. Aku menunggu Mas Arman meneleponku dan mencari keberadaan kami.

Tapi sudah lebih dari 5 jam aku di rumah Mbak Dania, Mas Arman tidak juga menghubungiku.


Malam sudah semakin larut, dan anak-anak juga mulai mengantuk.


"Mbak Dania, maaf kalo aku lancang, Mbak. Tapi apa boleh malam ini aku dan anak-anak bermalam di sini?" Tanyaku memberanikan diri pada Mbak Dania.


"Silahkan, Rena. Dengan senang hati. Di sini ada beberapa kamar ya kalau kalian mau tidur, bisa pilih salah satu yang menurut kalian nyaman aja." Mbak Dania tersenyum kemudian izin meninggalkan kami di rumah singgahnya.


Maa syaa Allah, aku berterima kasih sekali padanya karena sudah diizinkan menginap di rumahnya.


Anak-anak sudah tidur, sementara aku sendiri tidak bisa tidur karena memikirkan Mas Arman.


Kenapa dia tidak mencari kami? Apa dia tidak pulang, ya? Atau dia malah marah? Ya Allah, sebenarnya aku takut sekali.


Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku langsung pamit pulang pada Mbak Dania. Sesampainya di rumah, kubuka pintu rumahku dengan jantung yang berdegup kencang.


Kulihat di ruang tamu tidak ada Mas Arman. Tapi tiba-tiba kudengar suara Mas Arman sedang berbicara di telepon dengan seseorang.


"Udah pulang tuh. Bener kan apa kataku, ya iyalah mana berani dia pergi jauh-jauh. Mau kemana lagi coba?" Dia tertawa dengan keras lalu menutup teleponnya.


Aku hanya diam lalu masuk ke dalam bersama anak-anak.


"Dari mana aja kamu semalam? Istri macam apa yang kabur dari rumah bawa anak-anak ninggalin suaminya sendiri, hah?!" Seperti biasa Mas Arman membentakku dengan suara lantangnya.


"Menginap di rumah Mbak Dania." Jawabku takut-takut.


"Kalo kamu emang nginep di rumah mereka, kenapa suaminya nggak hubungin aku buat ngabarin kalo kamu ada di rumahnya?? Emang mereka itu nggak punya adab?! Dasar!" Maki Mas Arman yang meluapkan kekesalannya pada Mbak Dania dan suaminya.


"Istri yang kabur dari rumah nggak akan mencium bau surga, karena dia udah durhaka sama suaminya! Sekali lagi kamu kabur dari rumah, kamu nggak akan bisa balik lagi ke rumah ini. Biar kalian jadi gelandangan sekalian di jalan!" Mas Arman mengancamku dengan segala kata-katanya.


Tapi kali ini aku berusaha untuk tidak takut.

Lihat selengkapnya