Aku tidak pernah meragukan eksistensi dia dalam hidupku. Dia sudah seperti matahari bagi aku yang seperti bulan yang hanya bisa menerima cahaya darinya untuk tetap bersinar
Namun ego terus memaksaku berpikir bahwa aku bisa melakukan apapun tanpa dia, aku bisa melakukan semuanya sendirian. Nyatanya memang ada hal-hal yang tidak bisa kuselesaikan hanya karena merasa aku bisa. Kenyataan lebih kejam dari yang kuduga.
Kenyataan membuatku agar berusaha lebih keras lagi walau hasilnya tidak selalu seperti yang aku harapkan. Banyak drama yang terjadi, jatuh bangun terpaksa harus kualami dan dia selalu datang mengulurkan tangan dimanapun dan kapanpun aku membutuhkannya
Dia mencariku disaat aku sudah pergi meninggalkannya. Dia merangkulku disaat aku bahkan sudah mendorongnya. Dia yang selalu memulai disaat aku sudah mengakhiri. Jadi, kali ini tolong ijinkan aku mengakhirinya sekali lagi. Bukan untuk pergi, tapi untuk memperbaiki dan memulai kembali semuanya dari awal.
※※※
Naresya Arunika
“Dulu nama kamu Naresha pake h bukan y, artinya cantik. Tapi ada kesalahan pas bikin akta jadinya Naresya. Kalau Arunika artinya cahaya matahari ketika pagi hari.
Itu yang selalu ibu jawab ketika aku bertanya apa arti dari namaku. Katanya aku perempuan secantik matahari terbit, nyatanya aku tidak seperti itu. Alih-alih matahari, mungkin aku lebih mirip seperti bulan. Batuan gelap yang tidak dapat menghasilkan cahayanya sendiri.