Endless Origami

dedanel
Chapter #9

9 - Origami Kelinci

Karel menatap Nada, dengan tangan yang menopang dagu. Pagi ini Nada sudah duduk melipat origami di bangkunya.         

Karel menghela napas berat, merasa bosan karena sedari tadi dirinya yang tidak ditanggapi oleh Nada. Terlebih Bu Riska selaku guru yang akan mengisi jadwal pertama hari ini sedang pergi ke luar kota, alhasil tidak ada aktivitas belajar mengajar yang sangat disukai beberapa siswa pecinta jam kosong.

"Sebegitu sukanya ya lu sama origami?" tanya Karel untuk yang kesekian kali.

"Hm," ujar Nada yang tentu saja dengan nada dingin hingga membuat bulu kuduk Karel berdiri.

Karel menendang bagian belakang kursi Reno yang sedang berlayar hingga ke negeri Sakura alias tidur di jam kosong ini. "Ren, tolongin gua! Cariin dong di google, gimana cara menaklukan cewek dingin!" serunya dengan wajah yang amat serius.

Reno refleks terbangun, kepalanya yang tadi bersentuhan dengan meja kini mendongak bahkan dirinya langsung berdiri. "Dingin! Apanya yang dingin!" serunya kemudian yang mendapat tatapan aneh seantero sebelas IPA dua ini.

Karel terpingkal di belakang. Tidak berniat ingin membuat Reno seperti itu, kini dirinya malah mendapat hiburan gratis. "Kocak banget lu Bambank!" serunya seraya memegangi perutnya menahan tawa.

Karel terdiam begitu mendapat tatapan tajam dari Reno yang siap menampol temannya yang gesrek itu. "Bantuin gua! Dari tadi dicuekin mulu sama Nada!"

"Bukan urusan gue!" seru Reno yang kembali melanjutkan kegiatan berlayarnya yang tertunda.

Wajah Karel begitu berbinar saat seperti ada sebuah bohlam yang muncul di atas kepalanya. Dirinya tersenyum tipis ketika mendapat sebuah ide demi melancarkan misinya agar tidak diabaikan oleh seorang Nada.

"Sebenernya gue jago banget bentuk origami, udah di luar kepala, nggak kayak lo yang masih liat tutorial di google," ujar Karel dengan senyum liciknya yang minta ditampol.

Sekali lagi, tidak ada yang membuat Nada tertarik selain origami, begitu dirinya mendengar hal-hal tentang origami, perhatiannya refleks beralih ke sana, Nada menoleh dan menatap bola mata Karel saat itu juga.

Karel memekik dalam hati. Berhasil! Teriaknya di dalam sana.

"Kenapa? Nggak percaya?" tanya Karel masih dengan wajah percaya dirinya yang selengekan.

Tatapan Nada kembali beralih kepada origaminya, dia melanjutkan aktivitas melipat tanpa menatap Karel lagi. "Nggak ada yang lebih jago bikin origami selain Tuan Origami yang gue kenal," ketusnya yang masih tidak menatap Karel.

"Siapa Tuan Origami? Selingkuhan lu ya?!" Karel memekik, dengan ekspresinya yang dibuat sesedih mungkin.

 Nada refleks menoleh ke arah Karel, "Gila lo," ujarnya lalu kembali membuang muka.

Karel, tanpa meminta izin seorang Nada, langsung menyomot beberapa lembar origami dari atas meja cewek dingin itu. "Gua bisa buktiin kalo gua lebih jago dari Tuan-tuanan lu tadi!" ketusnya yang langsung melipat kertas yang sudah di hadapannya.

Hanya membutukan waktu kurang dari 15 menit, Karel sudah berhasil membentuk empat kelinci dari kertas origami.

        

"Sudah jadi!" seru Karel seraya langsung bersandar di bangkunya.

Nada melihat keempat kelinci itu, matanya berbinar, "Tuan Origami juga suka bikin kelinci," ujarnya yang terlihat sedih melihat kelinci-kelinci kertas itu.

"Siapa sih Tuan Origami?" tanya Karel yang sebenarnya sangat kepo sedari tadi.

Nada menghela napas berat, "Temen kecil gue, sekarang nggak tahu dia di mana," ujarnya masih dengan wajah yang sedih.

"Cowok?" tanya Karel lagi.

Nada terlihat kesal, "Kalau Tuan berarti cowok!"

"Berarti cinta pertama lu ya?! Astaga! Gua cemburu!" ketus Karel yang langsung berdiri dan berlagak merajuk lalu pergi ke luar kelas.

Nada menatap punggung Karel yang semakin menjauh itu dengan aneh. "Dasar gila," ketusnya lagi dan kembali melanjutkan aktivitas melipatnya.

***

Lihat selengkapnya