Blurb
Selasa itu, saat musim hujan menjelang duapuluh hari pendewasaanku. Aku melamun. Memikirkan sebuah pilihan yang harus kutentukan. Perihal pernikahan pastinya. Juga cita-cita dan keinginan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Enggak tahu, aku gak punya jawaban. Jadi, kunikmati saja jalan yang menurut orang, salah. Namun, aku menikmati penyesalan ini. Karena, cuma ini yang bisa kulakukan. Enggak tahu apakah menyesali pilihan itu termasuk kategori apa di dalam kehidupan? Sebab, ada pula yang menertawakan caraku ini. Mereka bilang gila! aneh! tidak waras. Padahalkan, yang berperan di dalam hidup ini kan ... aku.