ENTANGLED In Delusion Love

Disha Kei
Chapter #8

BAB 7

Cinta yang terlalu dalam tentu sering membutakan hati dan pikiran.

Terlebih jika dipadu dengan kerinduan karena tak mampu bertemu.

Membuatnya rela menghabiskan banyak waktu dalam dimensi bayangan yang bahkan tidak nyata.

Dia tak akan melepas semua itu, tak peduli seberapa kencang realita memintanya untuk kembali.


“Anna, coba lihat ini!”

Sebuah mahkota buatan yang dibentuk dari beberapa jenis bunga tampak berkilauan di mata Anna. Dia tak henti-hentinya mengerjap, sementara seringai lebar menghiasi wajah Lav. Tak disangka cowok itu mahir membuat kerajinan seperti ini. Padahal, dia tak terlalu pintar dalam akademik.

“Hebat, aku tak tahu kau bisa menciptakan karya seindah ini, Lav,” kata Anna yang terus terpesona.

Lav terkekeh. “Kau kaget, ya? Aku sudah sering membuat karangan bunga sejak kecil. Kakakku yang mengajarkannya. Biar kupasangkan dulu padamu.”

Wajah Anna merona merah ketika Lav mengulurkan tangan untuk memasangkan karangan mahkota bunga itu ke kepalanya. Jilbab putihnya membuat rona merah di pipinya semakin jelas. Dia tersipu malu, menundukkan wajahnya agar Lav tak dapat menatapnya.

“Eh, kau kenapa? Sakit?”

Mendengar pertanyaan spontan Lav, tawa Anna menyembur. Betapa blak-blakannya cowok satu ini. Apa yang terlintas di kepalanya langsung dia ungkapkan tanpa pikir panjang. Dia juga kurang peka terhadap sesuatu, sedikit lambat ketika mencerna ucapan rumit. Otaknya memang tak sepintar yang lainnya, tapi hal itu tak membuat perasaan Anna padanya memudar.

Di luar kekurangannya, Lav adalah orang baik. Dan dia tahu bagaimana memperlakukan seorang gadis sebaik-baiknya.

“Bukan sakit. Kau ini polos sekali, ya.” Anna masih tertawa terbahak-bahak. “Aku tak jadi malu karena responmu tadi.”

“Kau malu? Karena apa?” Sedetik kemudian, Lav ber-oh panjang. “Perkara bunga ini?”

“Yah, aku tak pernah mendapat sesuatu seperti ini dari seseorang. Jadi, rasanya gugup sekali,” ujar Anna tanpa menatap wajah Lav, belum sanggup bertatapan dengan lelaki yang berjarak hanya satu meter darinya.

“Apa kau suka?” tanya Lav yang berusaha melihat wajah Anna. “Hei, lihat aku, dong!”

Anna terkesiap ketika Lav memegang kedua pundaknya, mengarahkan tubuhnya agar menghadap lurus pada cowok itu. Mau tidak mau, mata Anna beradu pandang dengan mata Lav. Mata hijau mengkilap layaknya zamrud yang selalu memikat hatinya.

“Aku tak suka bicara dengan orang yang memalingkan pandangan,” gerutu Lav.

Satu hal lain yang Anna suka dari cowok itu. Sisi kekanakannya yang terlihat manis di pandangan Anna. Meski dia sering berbuat kekanakan, bukan berarti dia tak dewasa. Terkadang dia pun bisa bersikap dewasa, hanya saja jarang terlihat karena tertutup oleh sifat blak-blakannya.

“Ya, aku menyukainya. Suka sekali sampai tak tahu harus bereaksi apa. Aku akan menyimpan hadiah ini selamanya,” tutur Anna dengan wajah yang tambah merah karena jarak wajah Lav sangat dekat.

Lav tersenyum lebar mendengarnya. “Baguslah. Aku takut buatanku tak bagus.”

“Tak bagus gimana? Ini sudah cantik sekali, lho.” Anna menyentuh mawar putih yang menjadi salah satu jenis dalam karya Lav.

“Betul, cocok sekali untuk dirimu yang juga cantik, kan?”

Entah sudah berapa kali Lav membuatnya tersipu dalam beberapa menit saja. Alhasil, wajah Anna kini memerah sepenuhnya. Bibirnya bergetar, tak kuasa mengeluarkan satu patah kata pun untuk membalas ucapan Lav. Terlihat jelas gadis itu sedang salah tingkah level akhir.

“Hahaha, wajahmu lucu sekali, Anna!” gelak Lav begitu melihat muka Anna seperti tomat yang matang sempurna. “Tunggu, akan kubiarkan satu lagi untukmu.”

Lav berjalan menyusuri taman bunga tak berujung itu, melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari bunga-bunga yang cocok. Jenis bunga yang ada di taman itu kini beragam, tak hanya mawar putih. Warna-warni bunga yang bervariasi membuat pemandangan semakin menawan. Seakan mereka berada di atas langit, beralaskan pelangi yang menahan kaki-kaki mereka agar tak jatuh melewati awan-awan di bawahnya.

Seperti inilah dunia yang tak dapat Anna rasakan di kehidupan nyatanya.

Lihat selengkapnya