Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #7

Chapter 7 - Tanpa Alasan

“Ma, Kevin pulang.”

Kevin membuka pintu dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 08.00 malam. Tidak ada sahutan dari sang ibunda, Kevin bergegas menutup pintu dan berlari kecil ke arah kamarnya.

Ia tidak mau mamanya melihat wajahnya yang babak belur dihajar preman petang tadi. Kevin mengambil obat merah kemudian mengoleskannya ke bagian luka dan lebam di wajah dan tangannya.

Seketika ia teringat satu kalimat yang dengan tiba-tiba meluncur dari mulutnya. 

“Jangan sentuh cewe gue, anjing.”

Kevin bingung dengan dirinya sendiri, darimana datangnya kalimat itu hingga dengan mulus meluncur dari bibirnya.

“Kevin? Kamu udah pulang nak?”

Kevin terlonjak kaget mendengar suara sang mama. “I-iya ma, udah.”

Dengan sigap Kevin masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya seolah-olah dirinya sedang membersihkan diri. Tak berselang lama, terdengar pintu kamarnya terbuka. Sudah pasti itu mamanya, karena dia hanya tinggal berdua dengan sang mama.

Papa dan mamanya bercerai sudah sejak Kevin masih belia. Kini pun dirinya tidak tahu sang papa dan kakaknya berada dimana dan apa kabarnya.

“Nak, makan dulu yuk. Mama barusan dari warung depan beli makanan buat makan malam.”

“Kevin, udah makan Ma tadi hehe. Mama makan dulu aja nanti kalo Kevin laper, Kevin nyusul deh.”

Kevin sebenarnya belum makan sedari tadi siang. Sejujurnya perutnya terasa sangat lapar, tapi ia takut sang mama melihat wajahnya yang babak belur sehingga ia merangkai alasan yang terlihat masuk akal.

“Beneran kamu udah makan? Jangan bohong sama mama ya, Kevin.”

“Iya, Ma. Kevin udah makan tadi sama temen Kevin.”

“Yaudah, kalo gitu mama makan dulu ya. Nanti mama sisain buat kamu, siapa tahu laper nanti malam.”

Sejujurnya kevin tidak sampai hati membohongi sang mama, tapi dia juga tidak ingin melihat mama nya sedih melihat keadaannya sekarang.

*****

Kevin terus memandangi jam dan kini sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Ia rasa Sofia – mama Kevin, sudah tidur sedari tadi. Cowo itu dengan sangat perlahan membuka pintu kamarnya, khawatir jika sang mama mendengarnya kemudian terbangun.

Ia melongokkan kepalanya, mengawasi keadaan sekitar memastikan bahwa sang mama memang sudah tertidur dikamarnya. Kevin berjalan mengendap-endap ke arah ruang makan. Namun tanpa sengaja dirinya menjatuhkan tudung saji di atas meja dan tepat mengenai panci di bawah meja makan.

Praanggg….

Dan ya, suara itu membuat mama nya terbangun, Sofia lantas keluar dari kamar dan mendapati Kevin sedang berada di meja makan. Mengetahui bahwa mamanya terbangun, ia langsung menutup bagian wajahnya dengan kupluk hoodie yang ia kenakan.

“Kamu lagi mau makan sekarang, Nak?” tanya mamanya dengan suara yang sedikit serak khas suara orang yang baru saja terbangun dari tidurnya.

“He’em, Ma.”

“Tumben pake hoodie segala? Padahal lagi gerah loh,” tanya sang mama yang heran melihat Kevin mengenakan hoodie.

“Di kamar aku dingin, Ma.”

“Masa iya sih?” ucap mamanya tidak percaya sembari bangkit berjalan menuju ke kamar Kevin untuk memastikan.

“Ih, sama-sama gerah kayak di kamar mama, Vin,” imbuh mamanya.

“Apa kamu lagi sakit?” dengan sigap sebagai seorang ibu, Sofia berjalan kearah Kevin untuk mengecek suhu tubuhnya, namun dengan segera Kevin memalingkan wajahnya dan berjalan ke kamar sambil membawa sepiring makanan yang sudah ia ambil.

Lihat selengkapnya