Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #10

Chapter 10 - Balon dan Lolipop

Gadis itu berjalan perlahan, sesekali melirik jam di tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 4 sore, hari kemarin bunga yang ia beli hancur karena ia peluk terlalu erat saat dikepung oleh preman-preman itu. Sore ini, sebelum pulang ke rumah, Falisha menyempatkan untuk membeli bunga di toko bunga kemarin dan duduk menikmati sore di taman kota, walaupun sudah terlalu sore untuk sekedar duduk dan menikmati senja.

Bus yang ditumpangi oleh gadis itu membawa dirinya ke toko bunga di dekat taman kota. Kevin menghentikan motornya di seberang jalan dan memarkirkannya begitu saja. Cowo itu melihat Falisha memasuki toko bunga dihadapannya. Tak berselang lama, Falisha keluar dengan membawa satu buket bunga berwarna merah dan putih.

Gadis itu berjalan perlahan, menyusuri trotoar di sekeliling taman kota, menuju ke bangku taman di pinggir danau seperti hari-hari kemarin.

Sore itu cuaca lebih cerah dibanding hari kemarin. Taman kota mulai ramai seperti tempo hari. Seperti biasanya, Falisha duduk menatap matahari senja yang mulai turun.

Di kejauhan Kevin mengikuti langkah Falisha dan mengamati gadis itu. Kemudian ia melihat seorang pedagang mainan anak-anak dan balon. Kevin menghampiri pedagang tersebut.

“Pak, saya beli balonnya 5 sama lolipopnya 2, ya pak.”

“Oh, baik mas.”

“Sekalian saya minta kertas dan pinjam bolpoin ya, Pak.”

Kevin merasa bersalah telah cuek dan sinis kepada Falisha, tadi ketika dirumahnya, padahal memang itu sifat yang ada pada diri Kevin jika bertemu dengan orang baru, tapi entah apa yang membuat dirinya merasa bersalah dengan sikapnya tadi. Lalu terbesit suatu ide untuk meminta maaf kepada Falisha. Namun, Kevin merasa terlalu gengsi jika dirinya meminta maaf secara langsung.

‘Maaf.’

Hanya satu kata itu yang Kevin tuliskan untuk Falisha.

“Ini balonnya mas.”

Setelah membayar balon tersebut, Kevin kembali ke bangku yang dia duduki sembari mengikat secarik kertas yang ia gulung pada tali-tali pengikat balon itu.

“Dek, sini,” Kevin memanggil sambil melambaikan tangannya pada salah satu anak perempuan yang sedang bermain di taman.

“Iya, kenapa Kak?”

“Kakak, mau minta tolong, boleh?"

"Boleh, Kak."

"Ini tolong, Kasih balon sama lolipop ini, ke kakak yang duduk disana itu, ya,” jelas Kevin sambil menunjuk dimana Falisha duduk untuk memberikan arahan kepada anak perempuan itu.

“Oke, Kak.”

“Nih, buat kamu lolipop yang satu. Makasih ya dek.”

Cowo itu memberikan anak perempuan itu permen lollipop yang tadi ia beli sekalian di bapak penjual mainan.

Anak perempuan itu tersenyum girang mendapatkan lollipop dari Kevin, kemudian berjalan kearah Falisha.

“Kak!”

“Eh, Iya? Kenapa cantik?” tanya Falisha pada anak perempuan yang sedang memegang balon itu.

“Emm... Ini ada balon sama permen buat kakak,” ujar anak perempuan mungil itu sembari mengulurkan beberapa balon ditangannya.

“Dari siapa ini, dek?”

“Dari Kakak yang tadi ada di sana,” Anak perempuan itu menunjuk bangku kosong yang berada di bawah pohon, agak jauh dari bangku yang ia duduki sekarang.

Falisha melihat kearah yang ditunjuk oleh anak perempuan itu, tapi hasilnya dia tidak menemukan satu orang pun yang duduk di bangku itu. Gadis itu melihat anak perempuan itu kebingungan

“Pokoknya tadi ada kakak yang duduk di bawah pohon sana kak, kakak itu yang kasih kakak cantik balon ini.”

Lihat selengkapnya