Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #11

Chapter 11 - Perasaan Aneh

"Shaaaaaa."

Falisha menoleh ke asal suara pagi itu.

"Kenapa, Ta?"

"Masa ya, tadi gue liat crushh gue mukanya lebam-lebam gitu. Kasian banget."

Falisha sedikit tersentak kaget mendengar ciri-ciri orang yang dimaksud 'crushh' oleh Okta. Tempo hari saat di mobil, Falisha memang menebak-nebak bahwa seseorang yang disukai oleh sahabatnya adalah Kevin. Dan sekarang, Ia yakin. Pasti cowo yang disukai oleh sahabatnya adalah Kevin.

"Siapa crushh lo?" tanya Falisha untuk meyakinkan feelingnya.

"Itu, Kevin. Anak baru kelas XI-MIPA 3," jawab Okta diikuti dengan cengiran khas Okta.

Deg....

Ada satu perasaan sesak ketika Falisha mengetahui bahwa seseorang yang disukai sahabatnya adalah Kevin. Tapi, Falisha segera menepis perasaan sesak yang mengganjal dadanya dan berpikir bahwa toh dirinya dengan Kevin memang hanya sebatas teman dan cukup kenal saja.

"Kenapa lo suka sama dia? Udah ga suka sama Adit lagi?"

"Ngapain nanya gitu? Lo suka juga sama Kevin?"

"Ih, mana ada. Ga tertarik sama sekali sih. Orangnya aja gue ga tau."

Ya. Falisha berbohong kepada sahabatnya. Dirinya tahu bahwa tak seharusnya dirinya berbohong kepada sahabatnya. Namun, dirinya hanya tidak ingin sahabatnya mengira yang tidak-tidak diantara dirinya dan Kevin. Lagi pula, dipertemuan terakhir mereka, Kevin terlihat sangat tidak senang dengan kehadiran Falisha.

"Ya bagus deh, kan ga lucu gue saingan sama sahabat sendiri untuk seorang cowo. Gue mau deketin Kevin ah, minta bantuan Intan," ucapnya sambil tersenyum lebar.

Falisha selalu melihat senyum indah diwajah Okta, tapi tidak pernah yang selebar dan sebahagia ini. Dan sekali lagi, ada terbesit suatu perasaan aneh didadanya, tapi segera ia abaikan karena dirinya tidak mungkin menyukai seorang Kevin yang menyebalkan.

*****

Falisha berjalan beriringan dengan Okta dikoridor kelas menuju ke kantin saat jam istirahat berlangsung. Begitu sampai di kantin, Falisha mencari tempat untuk duduk bersama dengan Okta, sedangkan Okta memesan makanan untuk mereka berdua.

"Okta, duduk disini ya," ucap Falisha dengan gerakan mulut dan lambaian tangan kepada Okta yang sedang berada distand penjual batagor, lalu kemudian dibalas dengan isyarat tangan yang berarti 'oke'.

"Buk, batagor sama es jeruknya dua, di meja yang itu ya, Buk."

Suara Okta terdengar dari tempat Falisha duduk sekarang. Dalam hal suara, Okta memang jagonya. Suaranya keras dan sedikit cempreng, ditambah lagi Okta adalah tipe orang yang kalau sedang mengobrol tidak bisa mengontrol volume suaranya.

Tanpa sengaja pandangan mata Falisha bertemu dengan pandangan Kevin selama beberapa saat, sedetik kemudian Falisha memalingkan wajahnya. Tak disangka, Kevin malah duduk tepat di seberang meja yang Falisha duduki membuat cewe itu beranjak dan sudah akan pindah tempat, tapi ditahan oleh Okta yang tiba-tiba ada disampingnya.

"Ehh, mau kemana? Disini aja udah. Mumpung ada Kevin, pas banget lagi hadap-hadapan gini bikin tambah meleleh kan gue," ujar Okta setengah berbisik sambil memegang gemas tangan Falisha.

Falisha tau, seharusnya ia bersikap biasa saja jika memang dirinya tidak memiliki urusan apapun lagi dengan cowo itu. Namun, entah perasaan apa yang membuat Falisha tidak nyaman berada di hadapan Kevin.

"Asli sih, ga tega banget liat muka Kevin lebam gitu," ucap Okta sambil memandangi wajah lebam Kevin.

Sesekali Falisha memandang ke arah Kevin, dan sempat beberapa kali pandangan mereka saling bertemu tapi dengan segera Falisha menghindari tatapan Kevin.

"Seneng banget Sha, dari tadi Kevin ngeliatin sini terus."

Lihat selengkapnya