Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #21

Chapter 21 - Percakapan Hangat

Motor tua itu berhenti di halaman rumah sederhana bercat putih. Falisha turun dari motor Kevin dan melihat ke sekeliling. Halaman yang asri dengan beberapa tanaman hias yang pasti koleksi milik mama Kevin terpajang diteras dan halaman rumah.

"Jangan lupa helmnya dilepas," ujar Kevin dari belakang Falisha, membuat gadis itu sedikit tersentak kaget.

"Iya, ish nyebelin banget."

Tanpa menunggu langkah Falisha, Kevin sudah berjalan memasuki teras dan memanggil mamanya. "Ma, Kevin pulang."

"Iya, sebentar."

Tak berselang lama, seorang wanita paruh baya yang ia temui beberapa hari yang lalu keluar menyambut anak laki-lakinya pulang dari sekolah.

Terbesit sedikit rasa iri dalam hati Falisha, ketika melihat Kevin mencium punggung tangan mamanya dan di sambut begitu hangat oleh mamanya. Rasanya dirinya juga ingin merasakan bagaimana rasanya disambut oleh mamanya ketika pulang sekolah. Bukan sapaan Bi Siti yang selalu menyambut ke datangannya. Tapi, di sisi lain dirinya bersyukur memiliki Bi Siti yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Eh, siapa kemarin itu namanya? Aduh maaf tante lupa," ujar Sofia begitu melihat Falisha berdiri disebelah Kevin.

"Falisha, tante," jawab Falisha disertai dengan senyuman kecil dan menjabat tangan Sofia.

"Ohh iya Falisha. Ayo, masuk dulu."

"Ma, Kevin bersih-bersih di kamar dulu ya."

Kevin berjalan ke kamarnya, meninggalkan Falisha di ruang tamu bersama dengan Sofia.

"Apa kabar, cantik?"

"Sehat tante. Tante sendiri gimana?"

"Ya, tante sehat-sehat aja," jawab Sofia. "Oh Iya, Tante yang minta Kevin ajak kamu ke rumah karena tante mau ajakin kamu masak-masak gitu. Kamu suka atau bisa masak gitu kan?"

Falisha tersenyum simpul, sejujurnya dirinya tidak pernah tau bagaimana cara memasak, karena dirinya hanya tinggal menikmati masakan dari Bi Siti tanpa repot memasak dan mengolah bahan makanan.

"Hehe, tapi maaf banget tante. Falisha sebenernya gak bisa masak."

"Oh, yaudah gapapa. Nanti tante ajarin masak. Ya, walaupun cuma makanan-makanan simpel aja, siapa tau kamu suka dan bisa buat sendiri di rumah."

"Iya tante, siap."

*****

"Eh ini tante enaknya panggil kamu siapa ya?" ujar Sofia membuka percakapan basa-basi diantara dirinya dan Falisha.

"Boleh Ica atau Falisha, tante," jawab Falisha dengan senyuman canggung.

Falisha sudah berada di dapur bersama dengan Sofia, tapi dirinya tidak tahu harus melakukan apa, sehingga hanya berdiri mematung dibelakang Sofia, mengamati sesuatu yang sedang dikerjakan oleh Sofia. Selama ini jika dirinya di dapur, ia juga hanya memandangi Bi Siti memasak atau membantu Bi Siti membawa makanan dari dapur ke ruang makan.

"Hm... tante panggil Ica aja ya, biar singkat."

"Iya, boleh tante."

Falisha memandangi Sofia dari sampingnya. Melamun mengamati Sofia yang sedang memotong bawang, sekilas membayangkan jika yang berada di sampingnya kini adalah mamanya, pasti dirinya akan lebih bahagia dan antusias.

"Ica?" tegur Sofia saat melihat Falisha terdiam melamun disampingnya.

"Eh Iya tante, aduh maaf malah ngelamun. Ini aku harus ngapain ya, tante?" tanya Falisha dengan senyum canggung.

"Itu kamu keluarin ayam dari kulkas aja ya," ucap Sofia sambil menunjukkan kulkas dua pintu di sudut dapur.

"Oh iya tante."

Beberapa saat keheningan datang diantara dua wanita itu. Masing-masing dari mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Falisha sedang sibuk mengeluarkan dan membersihkan ayam dari freezer sedangkan Sofia sedang sibuk menyiapkan bumbu masakan.

"Hm... Ica. Papa mama di rumah sehat?" tanya Sofia membuka percakapan berusaha mencairkan suasana.

Kevin yang baru saja akan berjalan memasuki dapur menghentikan langkahnya, begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh mamanya. Cowo itu memilih untuk duduk sejenak di kursi ruang makan, menunggu jawaban dari Falisha.

"Hehe... kayaknya sih sehat, tante," jawab Falisha dengan diikuti tawa yang sedikit canggung.

Lihat selengkapnya