"Hai, Batara," sapa Falisha begitu sampai di kawasan kelas XI-IPS dan melihat Batara sedang duduk di kursi depan kelasnya.
"Eh, hai Sha."
"Kita jadi mau ke café kan, ya?"
"Iya jadi. Hm...Gue gak ganggu waktu lo kan?" tanya Batara memastikan.
"Nggak kok. Gue juga biasanya gak langsung pulang ke rumah."
"Ohh oke. Yuk kita turun."
Falisha dan Batara berjalan beriringan menuju ke mobil Batara. Di sepanjang perjalanan dari koridor kelas ke parkiran Batara lebih sering mencari topik dan menghidupkan obrolan dengan Falisha.
"Kok gue liat lo sendirian terus, Sha?"
"Hehe... lo mau bilang gue gak punya temen?" ujar Falisha sambil tertawa getir.
"Ng...Nggak gitu maksud gue...," ucap Batara sedikit gelagapan takut jika dirinya salah bicara di depan Falisha.
"Haha iya gue paham maksud lo kok. Gue ada temen tapi ya, sekedar kenal aja. Kalo kayak sahabat gitu juga ada, cuma gue lagi ada masalah sama dia."
"Masalah apa kalo boleh tau?"
"Masalah cowo, salah paham gitulah."
Mendengar penuturan Falisha, Batara terdiam. 'Mereka sahabatan suka sama satu cowo atau gimana?' batin Batara.
"Ohh gitu. Eh lo tunggu di lobby sini aja. Gue ambil mobilnya."
"Oke," jawab Falisha sambil menganggukkan kepalanya.
Batara berlari kecil menuju ke mobil berwarna putih yang terparkir rapi di parkiran sekolah. Sambil menunggu Batara, Falisha sengaja membuka ponselnya. Ada beberapa pesan masuk dari Kevin, Namun ia abaikan.
Sekilas Falisha sempat membaca beberapa kata dari pesan Kevin dan disana Kevin menuliskan kata 'taman kota' membuat Falisha menebak-nebak jika cowo itu pasti akan menemuinya di taman kota sore ini, membuat Falisha memutuskan untuk langsung pulang setelah nongkrong di café bersama Batara dan meliburkan jadwal hariannya untuk duduk bersantai di taman kota.
Tinn....
Suara klakson mobil terdengar dan mobil putih yang tadi terparkir kini sudah berada di depan Falisha. Dari dalam mobil, Batara menurunkan kaca mobilnya dan melambaikan tangan, memberikan isyarat menyuruh Falisha untuk segera masuk.
"Sha, ayo masuk."
"Oke, bentar."
Falisha memasukkan ponselnya ke dalam tas. Tapi karena terburu-buru, Falisha tidak sengaja menjatuhkan selembar foto dirinya ketika masih kecil dengan kedua orang tuanya tanpa ia sadari.
*****
Kevin berjalan dari kantin belakang menuju ke parkiran. Tanpa sengaja, Kevin tertarik pada selembar foto yang tergeletak di lantai. Kevin mengambil selembar foto tersebut dan mengamati potret didalam foto tersebut. Terlihat satu anak perempuan dengan senyum lucu duduk di antara seorang laki-laki dan perempuan yang Kevin tebak sebagai orang tua anak perempuan tersebut.
"Punya siapa ni...," belum selesai Kevin bertanya pada dirinya sendiri. Ia menemukan nama pemilik foto di balik gambar foto itu setelah membalikkan posisi lembaran fotonya.
"Papa – Mama, Falisha Inka...," Kevin terbata membaca nama yang tertulis di bagian belakang foto tersebut. Karena Kevin tau bahwa foto itu milik Falisha maka ia memutuskan untuk membawanya pulang dan nanti ketika bertemu ia kembalikan.
Saat melihat potret kecil Falisha, Kevin merasa deja vu. Sepanjang jalan dari lobbi menuju parkiran Kevin tidak asing dengan potret gadis kecil di dalam foto itu. Ia juga tidak asing dengan nama belakang Falisha.