Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #30

Chapter 30 - Kejadian di Rooftop

“Sha tunggu.”

Langkah kaki Falisha berhenti ketika ia mendengar namanya di panggil oleh seseorang, Falisha membalikkan badan menghadap ke arah Kevin yang berada di belakangnya. Kini mereka sedang berada di rooftop sekolah. Falisha tidak bisa mencari tempat lain selain rooftop sekolah untuk menyendiri.

“Apaan sih Vin!? Please lahh. Semenjak gue kenal sama lo, hidup berantakan gue semakin berantakan,” ujar Falisha sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya tanpa ia minta.

Kevin menghentikan langkahnya begitu melihat Falisha menangis. Ia berjalan perlahan mendekati Falisha tapi gadis itu juga terus berjalan mundur dengan perlahan.

“Oke maafin gue, karena udah ganggu hidup lo. Tapi gue juga mau bantu lo, Sha.”

“Haah… gue gak butuh bantuan lo!”

Tak disangka hampir selangkah lagi Falisha melangkah mundur, di belakangnya sudah merupakan pinggiran dari rooftop sekolah, dan apabila Falisha melangkahkan kakinya, maka ia bisa terjatuh.

Dan benar, tanpa gadis itu sadari, Falisha terus melangkahkan kakinya ke belakang tanpa sadar bahwa itu adalah ujung dari rooftop sekolah. Kaki Falisha tergelincir. 

"SHA!"

Dengan sigap, Kevin berlari ke arah Falisha yang sudah limbung hendak terjatuh. Ia meraih tangan Falisha dan menariknya kemudian mendekap badan mungil Falisha, sehingga mereka berdua terjatuh ke belakang.

Falisha menutup matanya karena ia takut dan kaget. Hampir saja, ia jatuh dari lantai atas gedung sekolah. Falisha merasakan ada satu usapan lembut di rambutnya. Ia membuka mata dan melihat bahwa ada sebuah tangan yang mendekapnya, memberinya ketenangan, dan membelai rambutnya.

Sesaat Falisha merasakan deja vu. 

'Mahes, aku takut,' ucap gadis kecil yang berada dalam pelukan Mahes.

'Jangan takut inka. Aku ada di sini. Sama kamu.'

Falisha merasakan rasa dekapan yang sama dengan seseorang yang berada di dalam sekelibat kenangan masa kecilnya.

Gadis itu mendongakkan kepala, melihat rahang Kevin dan sadar bahwa seseorang yang sedang memeluknya adalah Kevin. Dirinya mendapati ia terjatuh bersama Kevin, bukan terjatuh dari atas gedung tapi terjatuh di rooftop saat Kevin menarik tubuhnya yang hampir terjun bebas tadi.

Dengan segera Falisha bangun dari jatuhnya, mendorong Kevin sedikit menjauh dari dirinya, begitu juga dengan Kevin. Kini mereka saling berhadapan, saling menatap satu sama lain. Ada sesuatu yang terpancar di antara mereka yang tidak bisa di ucapkan dan digambarkan melalui lisan dan perkataan.

Tatapan Falisha yang semula sulit di artikan, perlahan berubah menjadi tatapan nanar dan marah. “Sekali lagi gue bilang ke lo. Makasih. Tapi gue gak butuh pertolongan lo,” ucap Falisha dengan penuh penekanan sambil menunjuk Kevin.

Falisha melangkah pergi dari rooftop sekolah, meninggalkan Kevin berdiri terdiam. Tapi sedetik kemudian Kevin melontarkan perkataan yang membuat langkah Falisha terhenti dan mematung.

“Oke Sha. Maaf kalo gue ganggu hidup lo dan gue gak dibutuhkan. Tapi gue mau lo tau! Perkataan gue tempo hari itu bukan cuma omong kosong tapi memang gue suka sama lo.”

Deg…

Kaki Falisha bergetar begitu mendengar ucapan dari Kevin. Ada terbesit rasa bersalah di hati Falisha terhadap Kevin. Isak tangis gadis itu juga terhenti mendengar perkataan yang diucapkan oleh Kevin.

“Sekali lagi gue mau bilang! Kalo gue suka sama lo entah dari kapan dan entah sampai kapan!” imbuh Kevin dengan berteriak.

*****

Lihat selengkapnya