Falisha menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Melihat Kevin, hanya menatap dirinya dingin dari jauh membuat Falisha tidak enak hati pada Kevin atas kejadian pagi tadi.
Gadis itu duduk di bangku meja belajarnya. Dengan buru-buru, Falisha mengaktifkan data internet pada aplikasi chatnya yang semula ia setting nonaktif.
Beberapa saat ponsel Falisha tidak berhenti bergetar karena menerima banyak notifikasi pesan masuk.
“Ih notif apaan sih banyak amat. Perasaan yang gue matiin akses data whatsapp doang deh.”
Setelah dirasa berhenti menerima notifikasi, Falisha mulai mengecek notifikasi yang masuk ke ponselnya.
Pada bilah notifikasi tertulis 20 missed call dan spam chat dari Kevin.
‘Sha, lo dimana?’
‘Kenapa gak ada di sekolah?’
'Lo jangan nekat ya, Sha."
‘Lo jangan macem-macem!’
‘Sha?'
‘Falisha?’
‘Kenapa ceklis satu doang?’
Dan masih banyak chat lain yang menunjukkan betapa khawatirnya Kevin. Padahal sebelumnya, tidak pernah ia mendapati Kevin mengirim pesan dan meneleponnya sampai sebanyak ini.
‘Kenapa dia gini sih. Gak kayak biasanya,’ batin Falisha saat membaca pesan-pesan yang Kevin kirim.
Falisha mencoba untuk menghubungi balik Kevin dan ia sudah bertekad untuk meminta maaf. Beberapa chat ia kirimkan kepada Kevin dan kebetulan tertulis tulisan ‘online’ dibawah nama kontak dari cowo itu yang menandakan bahwa ia sedang online atau membuka aplikasi chatnya.
Namun, saat Falisha baru mengirimkan beberapa pesan, status online Kevin langsung menghilang. Falisha berpikiran bahwa mungkin Kevin belum sempat melihat bahwa ada pesan masuk dari Falisha.
Falisha memandangi layar ponselnya yang menampilkan room chat antara dirinya dan Kevin.
*****
“Kenapa dari tadi online-online terus tapi gak bales chat gue sih?” gerutu Falisha.
Kini Falisha sudah menunggu balasan Kevin hampir satu jam sejak ia mengirimkan pesan dan dalam waktu tempo satu jam itu hampir setiap 5 - 10 menit sekali Kevin online, tapi tidak membalas ataupun sekedar membaca pesan dari Falisha.
“Gue telepon aja deh,” gumam Falisha.
Falisha sudah menekan simbol telepon di bagian kanan atas room chat tersebut. Betapa kagetnya Falisha, karena teleponnya di tolak oleh Kevin.
“Vin, lo kenapa sih??!”
Ia geram karena saat dirinya menelepon pun di tolak oleh Kevin, di pikirannya terlintas bagaimana jika ia langsung saja mendatangi rumah cowo itu, tanpa berpikir panjang Falisha segera merealisasikan ide yang ada di kepalanya untuk mendatangi rumah Kevin.
Falisha menyambar jaketnya yang tergantung di belakang pintu dan mengambil tas selempang berwarna putih serta memasukkan beberapa barang seperti ponsel dan dompet ke dalam tas selempangnya. Ia mengganti sandal rumahnya dengan sepatu sneakers berwarna abu-abu.
Gadis itu tergesa-gesa menuruni tangga, dengan cepat menyambar kunci mobil merahnya di atas meja.
“Mbak Sha mau kemana?” teriak Bi Siti sambil berlari kecil menghampiri Falisha begitu melihat Falisha berjalan dengan cepat mengambil kunci mobil dan berjalan ke arah garasi.
“Ada perlu bentar, Bu.”
“Aduh, biar di anter sama Mas Agung aja wis. Mbak Falisha kan lagi gak enak badan. Takut nanti kenapa-napa,” ujar Bi Siti dengan raut khawatir.
“Udah gapapa Bu, saya berangkat sendiri. Toh kalo saya kenapa-napa nggak ada yang peduli kan?”
"Ish, jangan ngomong begitu to mbak Sha."