Ephemeral

KATA LUVI
Chapter #36

Chapter 36 - Satu Bunga Mekar, Satu Daun Gugur

"Vin! Kita ke taman kota yuk!"

Hari ini, Kevin dan Falisha pulang bersama dengan mengendarai motor Kevin. Motor itu membelah jalanan kota sore ini. Jam yang melingkar di tangan Falisha menunjukkan pukul 5 sore. Terlalu sore memang untuk jam pulang sekolah. Tapi, sekarang mereka pulang larut karena menunggu Falisha selesai bimbingan bahasa untuk persiapan program exchange.

"Oke, siap."

Kini Kevin tidak secuek ketika mereka pertama kali bertemu. Bagi Falisha, Kevin sudah menjadi Mahes yang Inka kenal. Dan bagi Kevin, Falisha sudah menjadi Inka yang Mahes kenal.

Falisha merasa ia menemukan alasan untuk kembali bangkit dari keterpurukannya. Ia sudah mulai bersikap acuh terhadap perlakuan Okta dan cewe-cewe kelas XI-MIPA 3, teman sekelas Kevin yang selalu menggertak Falisha. Begitu juga dengan impian Falisha untuk bisa pergi ke Jepang, dalam waktu dekat akan segera terlaksana.

"Vin, pulang nanti kita beli ronde yuk, gue traktir. Itung-itung pajak gue lolos jadi perwakilan exchange," Falisha memeluk erat tubuh Kevin dan menyandarkan kepalanya di punggung Kevin.

"Oke deh."

Motor yang di kendarai Kevin melaju semakin cepat, membelah jalanan kota yang sedang ramai sore hari ini.

*****

Sesampainya di taman kota mereka berdua duduk bersebelahan di bangku langganan Falisha, yaitu bangku taman yang berada di pinggir danau dan menghadap dimana matahari tenggelam.

"Cantik banget mataharinya," ucap Falisha.

"Nggak. Dia minder sama lo," bantah Kevin.

"Minder kenapa?"

"Hm... Nggak... gapapa, udah lupain aja," Kevin salah tingkah mendengar Falisha menanyakan tentang maksud dari omongannya. Ia ragu, antara memang Falisha tidak paham dengan perkataannya atau hanya ingin mengetes dirinya agar memperjelas makna perkataannya.

Kini, mereka duduk sambil menikmati sunset dan mendengarkan musik bersama dengan headset. Hingga tak terasa akhirnya matahari sudah kembali ke peraduan, dan mereka beranjak untuk pergi membeli ronde.

"Bang, rondenya dua!" ucap Falisha begitu motor yang dikendarai oleh Kevin berhenti di depan gerobak ronde langganan Kevin. Bahkan helm yang Falisha kenakan masih berada di kepalanya.

"Sha, di lepas dulu itu helmnya."

"Oiya, lupa."

Sambil menunggu rondenya mereka duduk dikursi plastik yang sudah di sediakan oleh penjual ronde dan dengan diterangi oleh lampu pinggir jalan.

"Nggak mau nekat pulang jalan kaki lagi, Sha?" tanya Kevin, menyinggung kejadian dimana Falisha nekat ingin pulang dengan berjalan kaki ketika pertama kali Kevin ajak membeli ronde di sini.

"Ishhh. Udah gak usah di bahas! Itu gue lagi kesel banget sama lo."

Disinilah mereka. Saling bertukar tawa dan canda. Dugaan Falisha terhadap Batara yang ia anggap bisa membuat dirinya melupakan sejenak masalahnya memanglah benar tapi Batara hanya bisa membuat Falisha melupakan hal itu sejenak saja. Tapi, sekarang ia rasa, dirinya menemukan seseorang yang mampu membuat dirinya benar-benar melupakan masalahnya dan berjuang untuk keluar dari masalahnya sendiri.

*****

"Makasih ya, Vin. Udah dianter pulang."

Lihat selengkapnya