Keberangkatan Falisha ke Jepang tinggal menghitung hari. Begitu juga dengan perceraian kedua orang tuanya yang semakin dekat. Hubungan Falisha dengan Kevin juga semakin membaik, kini Kevin menjadi sahabat sekaligus pacar Falisha. Dan sejak hari itu, Falisha kembali bangkit dan perlahan kembali menjadi Falisha yang sebenarnya. Hari dimana Kevin membisikkan kalimat yang membuat Falisha tersadar bahwa memang segala sesuatu harus ikhlaskan.
"Vin, nanti temenin aku ke mall ya."
"Oke, Sha."
Kini Batara terlihat sangat menjaga jarak dari Falisha. Beberapa kali Falisha menyapa Batara tapi hanya di balas dengan senyuman singkat.
Falisha juga sudah mencoba menjelaskan kepada Okta entah itu melalui surat, chat, atau bahkan mencoba mengajak Okta untuk menyelesaikan masalah mereka secara empat mata. Namun, Okta selalu menolak ajakan damai Falisha dan selalu mencoba membuat masalah baru.
Hampir setiap hari, kini tempat yang Falisha kunjungi setiap pulang sekolah adalah rumah Kevin dan panti asuhan. Sudah jarang Falisha duduk menyendiri di kursi taman kota favoritnya.
Seperti hari ini. Falisha sedang berada di jalan menuju ke panti bersama dengan Kevin.
Motor yang di kemudikan Kevin melewati gang-gang sempit kemudian berhenti tepat di depan rumah berpagar hitam. Falisha turun dari motor Kevin lalu masuk ke dalam gerbang, diikuti Kevin.
"Hai Kak Icaaaaa," sapaan anak-anak panti terdengar riuh di telinga.
"Wah ada Kakak Baik!" ucap salah satu anak perempuan di panti tersebut begitu melihat Kevin.
"Siapa kakak baiknya, Tasya?" tanya Falisha sambil memegang pundak anak perempuan yang bernama Tasya itu.
"Kak Ica, kakak ini, kakak baik yang waktu aku bilang. Tuh kan bener disininya ada bekas luka kan," jelas Tasya sambil menunjuk ke arah Kevin kemudian mendekat dan mengecek di bagian atas alis Kevin, membuat wajah Kevin memerah dan salah tingkah.
"Hai Kakak Baik! Nama aku Tasya."
Kini di hadapan Kevin, anak perempuan bernama Tasya itu mengulurkan tangannya.
"Hai Tasya. Nama aku, kakak Kevin."
"Ah gak suka namanya! Aku mau panggil Kakak Baik aja."
Falisha dan Kevin bermain dan bercerita bersama dengan anak-anak yang berada di panti tersebut. Dan tak berselang lama, Ibu panti yang bernama Ibu Surti keluar bertemu dengan Falisha dan Kevin.
"Hai, Ica. Lama nggak main ke sini, ya? Anak-anak pada nanyain kamu, lho."
"Hehe iya Bu soalnya lagi banyak urusan."
"Eh ini siapa, Ca?"
"Oh ini, kenalin Bu. Ini Kevin. Temen Falisha."
"Alah, Kak Ica sama Kakak Baik mah bukan cuma temen," celetuk salah satu anak laki-laki yang duduk di sebelah Kevin.
"Iya kan kak?" tanya anak itu kepada Kevin dengan ekspresi wajah tengil.
"Pacaran, kalo orang-orang bilang," imbuh anak yang lain.
Hal itu membuat pipi Falisha dan Kevin memerah dan salah tingkah.
"Sudah... sudah, kalian main dulu di sana. Ibu mau ngobrol sama Kak Ica dan Kak Kevin," potong Bu Surti.
"Tumben kamu ke sini, ada apa, Ca?"
"Gini Bu, saya ada bawa sedikit makanan dan mainan buat anak-anak, sekalian Falisha mau pamit pergi ke Jepang selama satu tahun ke depan."