"Falishaaaa."
"Oktaaaa."
Dua gadis remaja itu bertemu di sebuah cafe di dekat taman kota. Cafe yang pernah Falisha kunjungi bersama Batara satu tahun yang lalu.
"Pacar baru lo mana?"
"Ada, nanti nyusul. Batara mana?"
"Nggak tau, katanya udah sampe sih. Yaudah yuk kita naik ke atas."
Baru beberapa langkah Falisha dan Okta berjalan, ponsel di tas selempang Falisha berdering.
"Halo, Vin."
'Kamu jangan ikut naik sama Okta.'
"Kenapa?"
'Bilang aja mau ke kamar mandi. Kamu inget rencana Batara, kan?'
"Oh... Iya, oke," Falisha menutup mulutnya, karena hampir saja dirinya lupa dengan rencana Batara. ia kemudian mematikan teleponnya dan memegang perutnya seakan-akan sedang sakit perut.
"Lo kenapa, Sha?"
"Aduh gue sakit perut nih."
"Gue anter ke kamar mandi yuk."
"Nggak usah. Lo naik duluan aja. Gue mau sekalian nunggu Kavin, nih."
"Yaudah, gue naik dulu ya. Lo gapapa sendirian?"
"Iya gapapa. Cepetan gih naik."