Ephemeral

Nurul faizah
Chapter #9

09. Ketahuan

‘Bahkan sebagai seorang kembaran pun, aku mencintai mu tanpa syarat.’

Hansel tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Ia tidak bisa lagi mengontrol emosinya semenjak kedua orangtuanya meninggalkan ia, Juna dan juga Mika. Ia terpuruk, sama halnya Mika yang terlalu terpuruk sehingga membuatnya terkesan anti sosial. Hanya Juna yang menerima segala keadaan dengan cara tetap bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.

Selama ini, Hansel dan Mika selalu bersama. Kemana-mana selalu berdua. Terkadang tidur pun masih berdua saking Hansel takut kehilangan Mika. Ketika ia memutuskan untuk tinggal di Inggris beberapa waktu. Ia tahu, ia telah menyakiti hati kembarannya begitu dalam.

Tapi, Mika tetap menyayangi Hansel. Perempuan itu selalu menunggunya di balkon kamar, berharap ia akan muncul di bawah dan mengajaknya bermain bersama. Hingga ketika Juna membawa Mika pindah ke lingkungan yang baru, Mika tetap sama.

Menunggu Hansel, yang akhirnya kembali pada dirinya.

Itu lah mengapa Hansel belum kuat untuk menerima kenyataan bahwa kembarannya disukai oleh sahabatnya sendiri. Dulu, Mika juga sempat disukai oleh sahabat lamanya, dan dengan kelakuan bangsatnya, ia meninggalkan Mika tanpa sebab-akibat.

Ah, Hansel belum siap untuk melihat kembarannya merasakan patah hati, sakit hati, pertengkaran sepeleh.

Ia masih ingin Mika bersamanya, tanpa diganggu oleh siapa pun.

Hansel melirik kearah arloji yang berada di pergelangan tangan kiri miliknya. Entah sudah berapa lama ia berada di Cafe sendirian. Bahkan cuaca sore yang tadinya cerah, berubah gelap karena hujan yang turun begitu deras. Jangan lupa kan petir yang terus saja membuat para pengunjung Cafe menutup telinga lekat-lekat.

Hansel membuka ponselnya, banyak sekali pesan-pesan dan juga chat dari aplikasi Line miliknya yang masuk kedalam ponselnya. Ia tahu, sahabat-sahabatnya merasa panik karena untuk pertama kalinya Hansel pergi tanpa berpamitan. Mata Hansel tertuju pada chat Line yang dikirim oleh kembarannya sendiri. Ia menekan chat tersebut, lalu discroll ke bawah untuk melihat apa saja pesan yang dikirim oleh Mika.

Athenamikaela: Kamu dimana, Hansel?

Athenamikaela: Please, Hansel. Pulang ke rumah.

Athenamikaela: Maaf, karena udah buat kamu marah. Aku mohon, Hansel.

Athenamikaela: Cuaca gelap, kamu dimana sihh! Bentar lagi hujan, Hansel.

Hansel tersenyum miring.

Athenamikaela: Hansel, hujan mulai turun. Ayo, pulang. Bang Juna pusing mulu.

Athenamikaela: Oke, kalo itu mau kamu.

Hansel mengerutkan dahinya. Hingga matanya mendelik kaget ketika melihat chat terakhir.

Athenamikaela: Gue gak tau dimana lo, tapi gue bakalan cari lo!

Bangsat!

Buru-buru Hansel beranjak dari kursi Cafe, ia berjalan ke arah pintu Cafe dan berniat untuk mendorong keluar. Tepat ketika Hansel menapakkan kakinya di teras Cafe, sosok perempuan yang ia cari berada di hadapannya. Basah kuyup di bawah lebatnya hujan. Tidak menggunakan payung. Hanya menggunakan jaket. Dan menyunggingkan senyum tipisnya.

Itu Mika.

Lihat selengkapnya