‘Jangan pernah nyakitin seseorang kalau kamu gak mau disakitin.’
Dika begitu nyaman jika bersama Mika. Maka, jangan biarkan mereka berpisah hanya karena hal sepele.
Dika berjalan menghampiri Hansel yang berada di kantin sekolah. Di meja tersebut sudah ada Kayla, Gino, Fabin, dan juga Baim. Sebenarnya, mereka semua berniat untuk bolos sekolah.
Katanya mau menjenguk Mika yang dirawat di rumah. Tapi karena mereka berpikir sekitar 2 bulan lagi mereka akan menghadapi Ujian Nasional. Akhirnya mereka mengurung niat mereka yang baik itu.
Dika menghempaskan tubuhnya keatas kursi kantin, lalu meminum sedikit jus miliknya. “Tumben Im gak samperin si Nelva,” Celetuk Dika berusaha mencairkan suasana.
Baim menghela nafas berat, “Gue lagi berantem sama dia,” Jawabannya singkat tapi berhasil membuat keempat laki-laki itu terkejut.
“Wah, parah lo! Kok bisa kalian berantem?” tanya Gino heboh sendiri.
“Males gue sama dia,”
Kayla menyipitkan matanya, “Lo sayang gak sih sama Nelva?”
Baim mengangguk.
“Kalo sayang ya lo pertahanin, bodat. Masa iya lo ajak berantem. Lo pikir dia gak punya perasaan?” ketus Kayla. Kayla kalo bicara memang suka betul, makanya tak heran kalau dia disebut motivator terbaik seantero sekolah.
Baim mendesah berat, “Gue ngerasa bosen sama dia. Udah hampir 3 harian lah gue gak ada kabarin dia. Dan gue rasa, gue sama dia mesti putus aja,”
Gino mendelikkan matanya terkejut. Kalau saja Baim bukan sahabatnya, sudah dipastikan wajah Baim bonyok akibat tonjokan yang akan Gino berikan kepada laki-laki itu.
“Eh, tai. Coba deh lo mikir seribu kali. Lo cuekin dia, dia masih bertahan. Lo marahin dia, dia masih bertahan. Lo gak kasih kabar ke dia, dia masih bertahan. Bahkan! Lo mulai gak sayang sama dia, dia masih berusaha setia. Otak lo udah konslet, Im?” Gino berhasil membuat Baim terdiam seribu bahasa.
Gino berusaha tetap tenang, meskipun logikanya memaksa untuk segera melayangkan sebuah pukulan. “Lo harusnya bersyukur bisa dapetin Nelva. Dia itu sama kayak Mika, dan Alina. Mau di kayak mana pun bakalan tetap setia. Gue ngomong begini karena gue tau perasaan cewe kayak gimana. Jadi tolong, jangan sakitin cewe yang gak pernahnyakitin lo!”
Hansel mengangguk setuju dengan ucapan Gino, begitu juga dengan Dika dan Kayla. “Gino benar, Im. Kalian udah barengan selama 3 tahun. Masa iya lo mau mutusin dia gitu aja dengan alasan lo bosan. Gak fair banget, Im,” Timpal Hansel tenang.