-Setidaknya, berikan aku alasan kenapa kamu menjauhi ku. Agar aku dengan segera memindahkan hati ku kepada orang lain,-
“Kamu udah minum obat, Mik?” tanya Hansel yang baru saja kembali dari jalan-jalan[katanya].
Mika mengangguk samar, “Udah, kok,” Jawabnya pelan.
Hansel meletakkan paperbag yang berisikan kue pastry keatas meja makan tempat mereka berada sekarang. Hari semakin gelap, langit hanya menampakkan cahaya-cahaya indah yang berasal dari lampu-lampu pesawat yang melintas, meskipun hanya sekilas.
“Makan dulu kuenya. Tadi aku beli di toko kue biasa,” Suruh Hansel.
Mika mengambil kue kering kesukaannya, lalu dimasukkan kedalam mulutnya sedikit demi sedikit. Hansel yang melihat aktifitas kembarannya itu langsung mengacak gemas rambut palsu miliknya.
Terkadang Hansel berpikir, kenapa harus orang baik yang diberikan ujian seberat mungkin? Tidak begitu berat, sih. Tapi tetap saja, kan.
“Hm, aku mau ngomong sesuatu sama Mika. Boleh?”
Mika mengangguk, ia masih fokus dengan kue pastri di tangannya.
“Ini soal keinginan kamu,”
Mika langsung menoleh, “Kenapa, Sel? Kamu gak bisa ngabulin atau ada yang mesti aku ganti?”
Hansel menghela nafas berat, “Aku Cuma mau kamu gantiin keinginan yang ada sangkut paut sama Dika,”
Kue pastri yang berada di tangan Mika langsung jatuh begitu saja.
Hansel yang menyadari akan hal itu langsung merasa bersalah. Diraihnya kedua tangan Mika, digenggamnya penuh cinta, sehingga Mika menatap sendu kearah dirinya.