Ephemeral

Nurul faizah
Chapter #25

25. Perihal Perasaan dan Keinginan Pertama

-Ada banyak laki-laki yang ku temui, tapi hanya kamu yang selalu ku pikirkan-

Ruang terhoror menurut Alina dan Nelva selain ruang konseling adalah; Kepala Sekolah. Kedua perempuan yang berstatus sebagai sahabat dari Mika, menahan diri agar tidak mengeluarkan sumpah serapah di depan Kepala Sekolah mereka.

Ini adalah kali pertama mereka menginjakkan kaki di ruangan ter-asing ini.

“Saya selalu mendapat kabar kalau kalian berdua selalu izin, sebenarnya apa yang kalian lakukan?” seorang wanita dengan rambut yang tergerai indah, menatap kebingungan kearah dua anak didiknya itu.

“Bukannya sudah ada alasan kenapa kami izin, Buk?” Nelva dengan beraninya menatap langsung kearah wanita itu. “Lagipula izin kami tidak menganggu pelajaran. Seluruh tugas-tugas sudah dikumpulkan,” lanjutnya.

Wanita itu melipat kedua tangannya lantas diletakkannya ke depan dada. Wajahnya terlihat tenang, meskipun pada dasarnya ia terkenal kejam terhadap murid mana pun.

“Saya hanya bertanya, kemana kalian selama izin?” tanyanya tenang. “Saya memang terkenal kejam, tapi bukan berarti saya akan memakan kalian,”

Alina meringis, “Kami hanya menemani Mika,” jawabnya pelan.

Wanita itu mengerutkan dahinya, “Athena Mikaela?” mereka berdua mengangguk. “Ada apa dengannya? Ibuk mendapat kabar kalau dia mengundurkan diri dari sekolah, tapi tidak ada yang memberi tahu apa yang sebenarnya telah terjadi,”

Nelva menghela nafas berat, “Mika menderita kanker, Buk. Usianya hanya tinggal 2 bulan lagi. Sepulang sekolah ini, kami mau mengabulkan keinginannya. Mika memiliki 10 keinginan dan kami harus mengabulkan agar dia bahagia,”

Wanita itu tersenyum penuh hangat. Hatinya tersentuh ketika Nelva menjelaskan alasan dibalik izin mereka berdua. Ia tidak bisa memarahi anak didiknya jika kenyataannya seperti ini.

“Ibuk tidak bisa memarahi kalian. Ibuk Cuma mau mengingatkan kalau Ujian Nasional sebentar lagi. Meskipun kalian terlalu pintar, bukan berarti kalian tidak mau lagi belajar,”

Alina dan Nelva mengangguk bersamaan,

“Yasudah, sekarang kalian boleh pulang,”

“Makasih Buk untuk pengertiannya,” Alina dan Nelva melangkah keluar dari ruangan tersebut. Mereka menghampiri Hansel dan Baim yang sudah menunggu di parkiran.

Hansel segera masuk kedalam mobil, diikuti juga oleh Baim, Alina, dan Nelva. Hari ini, mereka akan mewujudkan keinginan Mika untuk pertama kalinya. Kebetulan, Baim dan Fabin dan Gino sudah menyiapkan apa saja yang diperlukan.

Sekiranya mereka akan bertemu di Taman kota.

Lihat selengkapnya