-Aku kambuh, bahkan kamu tidak tau akan hal itu-
Mata Mika berbinar bahagia ketika kakinya menginjak karnaval yang terletak di ujung kota Jakarta. Sungguh, hatinya menggebu-gebu saking bahagianya. Mereka semua yang melihat kebahagiaan Mika, lantas ikut bahagia karena menurut mereka, Mika adalah prioritas pertama yang harus dibahagiakan.
“Mau main yang mana, Mik?” tanya Alina yang mengamit lengan kanan Mika, sedangkan Nelva mengamit lengan kiri perempuan itu.
Mika menggeleng, “Gue Cuma mau liat kalian main, itu aja,”
“Ya udah, suruh Hansel sama yang cowo-cowo aja,” suruh Nelva yang berhasil mendapat tatapan tajam dari Hansel.
Seumur-umur, Hansel tidak pernah bermain di tempat karnaval. Bukannya apa, Hansel paling anti apalagi jika bertemu dengan yang namanya badut. Duh, laki-laki itu bisa dikatakan mengalami phobia sehingga ia bisa pingsan jika bertemu dengan makhluk itu.
“Gak!” Hansel memundurkan langkahnya, “Intinya gue enggak mau,” tukasnya.
Mika menepuk jidatnya sekilas, “Hansel phobia sama karnaval, terutama badut,”
Seketika, Baim dan lainnya ingin terbahak sejadinya. Terutama Gino dan Kayla yang sudah terguling di atas rerumputan karnaval. Orang-orang yang melihat kejadian itu hanya bisa menggeleng-geleng kepala heran dengan kelakuan anak sekolah zaman sekarang.
“Seorang Hansel phobia sama badut? Demi Poseidon, perut gue keram, ngakak mulu!” seru Gino masih tertawa sejadi-jadinya.
Hansel mendengus pelan, ia menjitak sekilas kepala laki-laki itu sehingga semuanya semakin terbahak dengan suasana saat ini. Termasuk Mika yang tadinya hanya tersenyam-senyum sendiri.
“Oke, jadi kita mau main apa, nih?” tanya Baim berusaha menetralkan suasana. “Gimana kalau kesana dulu?” spontan semuanya menoleh kearah sebuah stan yang menyediakan permainan lempar bola, yang berhadiahkan boneka besar.
“Jadi, intinya Baim, Fabin, Gino, Hansel, sama Kayla lempar ntuh bola! Pokonya kalian harus bisa menangin ntuh boneka besar. Ada lima loh!” seru Alina memberi instruksi.
Dengan bersemangat, mereka berlima menghampiri stan yang ditunjuk oleh Baim tadi. Usai membayar, mereka satu per satu berusaha melempar masuk bola ke dalam kaleng yang sudah disediakan. Mika, Alina, dan Nelva yang melihat tingkah laku kelima laki-laki itu hanya bisa tertawa geli.
Para perempuan yang datang di karnaval itu berteriak histeris karena para laki-laki ganteng nan tampan mau memainkan permainan tersebut; hanya untuk memenangkan boneka besar yang sudah disediakan.
Pertama, giliran si Hansel. Dengan penuh kepercayaan pada dirinya, ia melempar masuk bola satu per satu ke dalam kaleng tanpa ada yang meleset sedikit pun. Dengan berat hati, si pemilik stan tersebut menyerahkan sebuah boneka panda besar yang menjadi milik Hansel.
Kedua, giliran si Fabin. Dengan santai, ia melempar masuk bola satu per satu seperti yang dilakukan oleh Hansel tanpa ada yang meleset. Satu buah boneka besar berbentuk Hello Kitty menjadi milik Fabin seutuhnya.
Ketiga, giliran si Kayla. Sebelum melempar masuk bola-bola tersebut, terlebih dahulu ia memikirkan rumus apa yang akan ia gunakan agar bola-bola itu tidak meleset. Ia memikirkan rumus-rumus Fisika yang diajarkan oleh guru Fisika mereka, hingga pada akhirnya bola tersebut masuk ke dalam kaleng satu per satu dengan selamat dan sentosa. Satu buah boneka besar menjadi miliknya.
Keempat, giliran si Baim. Dengan ala alas basket, ia melempar masuk bola-bola tersebut sehingga mendapatkan boneka besar yang akan ia berikan kepada sang kekasih tercinta.