-Masa lalu itu ibarat guru, yang mengajarkan kita sebuah pengalaman-
Mika masih terbaring lemah diatas ranjang pasien. Tangan kirinya masih terpasangkan sebuah selang infus, begitu juga dengan saluran pernafasannya yakni di bagian hidung. Seharusnya, hari ini Hansel dan lainnya akan mengabulkan permintaan Mika. Tetapi, dikarenakan kondisi perempuan itu yang cukup mengkhawatirkan, mau tidak mau mereka harus menunda hal tersebut.
“Mik, makan dulu, mau?” Nelva menggerakkan tangannya kearah sebuah mangkuk yang berisikan bubur.
Mika menggeleng pelan, “Gue kenyang,” jawabnya pelan.
Alina yang berada di sofa, spontan menghampiri mereka berdua. Kalau Mika susah makan, maka Alina lah yang akan turun tangan. Maklum, perempuan yang satu itu sangat cocok jika dijadikan sebagai penafsu makannya Mika.
“Lo harus makan!” Alina dengan cepat, mengambil mangkuk yang berisikan bubur itu. Tangan kanannya meraih sendok, lalu diaduk bubur tersebut hingga tercampur rata dengan lauk pauk lainnya. “Kalo lo gak makan, nanti lo makin kurusan,”
Mika mendengus pelan, “Lebam di lengan gue belum hilang juga,” adunya, kemudian menerima suapan dari Alina.
“Butuh proses buat hilangin lebam itu, Mik,” Seru Nelva. “Lo kudu sabar juga,”
“Gue sabar terus, kok. Kalau gue enggak sabar, udah lama gue tinggalin Dika,”
Nelva dan Alina mendadak bisu. Hanya terdengar suara air conditioner dan dentingan sendok yang dilakukan oleh Alina.
Mika benar, kalau saja perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi situasi, kemungkinan besar saat ini ia dan Dika hanya berstatus sebagai teman, bukan lagi sebagai sepasang kekasih.
“Gue rasa permintaan gue, harus diganti, deh,”
Alina menghentikan aktifitasnya, begitu juga dengan Nelva.
“Diganti?” Nelva terlihat kebingungan. “Diganti gimana?” tanyanya.
“Gue punya 10 permintaan, tapi gue pengen dikabulkan Cuma 3 permintaan aja,” Katanya pelan.
Nelva menggenggam tangan kanan milik Mika, “Apapun bakalan kita lakukan buat lo, Mik—Lo mau buat permintaan baru?”
Mika tersenyum tipis, “Iya, gue mau buat permintaan yang baru aja. Jadinya tinggal 2 permintaan lagi, kan?”
Nelva dan Alina menganggukkan kepala mereka secara bersamaan.