Tidak ada yang lebih indah menyambut pagi yang begitu cerah dengan senyuman, Mody merasa tak percaya bahwa dirinya sekarang sudah menjadi pegawai di Gattai Games yang terkenal dengan tipe Interactive games itu, ia sangat antusias untuk pergi kerja. Yang biasa, ia harus membuat lamaran kerja dan menyebarkan lamaran keseluruh perusahaan, tapi kini tidak lagi. Mody bangkit dari tempat tidur lalu mandi sambil bernyanyi lagu anak-anak “Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang, Yeay.” Begitu bunyi lirik lagu trio kwek-kwek, Mody berteriak sambil meloncat.
Diambilnya baju kemeja putih yang sudah lama tak pernah ia pakai di dalam lemari, lalu celana kain warna hitam, dan jaz hitam yang masih terlihat baru. Ia memakai setelan itu untuk pergi ke kantor. Mody menyisir rambutnya yang sebahu dengan rapi sambil melihat dirinya di kaca kamarnya yang bernuansa pink itu, “Okey, udah cantik.” Gumam Mody pada dirinya sambil tersenyum lebar, lalu iaturun kebawah sambil senyum malu-malu.
“Morning all, have a nice day,” ucap Mody dengan wajah yang ceria.
“Cie, akhirnya udah kerja sekarang. Selamat ya, Kak. Semangat!” seru Melody ketika melihat kakak satu-satunya itu yang terlihat bahagia.
“Makasih adekku yang super galak, tapi perhatian banget.” Mody tersenyum sambil menyipit ‘kan matanya pada adek kecilnya yang sudah kelas dua SMA itu.
“Sudah-sudah sarapan gih, nanti kalian telat lagi,” ucap Mauren sambil tersenyum senang.
“Oh iya, Ma. Nanti aku pulang kerja, aku mau pergi dulu sama Tomi. Udah janji soalnya.” Mody menaikkan alis, berharap mamanya mengizinkan dirinya pergi.
“Iya, jangan pulang terlalu malam. Kalau lama Mama suruh kamu tidur diluar.”
“Yeee, emang tega?” Mody mengolok-olok Mauren. “Ya udah aku pergi ya, Ma. Assalamualaikum.” Mody mengecup pipi mamanya dan langsung pergi.
“Waalaikumsalam. Mod, hati-hati. Ya ampun tu anak udah pergi aja.” Mauren menggelengkan kepala dan membereskan piring yang ada di meja makan.
Mody pergi keluar, masuk kedalam mobil papanya, di perjalanan menuju kantor, Mody melihat-lihat pemandangan kota Singapura yang sangat bersih dan teratur. Ia melihat orang-orang ingin pergi kerja, Mody tersenyum. Kini ia tidak sedih lagi melihatorang yang pergi berkerja dengan membawa map. Saat Mody sudah sampai dikantor, ia masuk kedalam ruang HRD, banyak pegawai orang cina dan singapura, Mody bertanya dimana ruang kerjanya dan apa yang harus ia lakukan. Mody diantar keruang Creative and Content, ia ditugas ‘kan untuk mencatat hasil rapat dan membuat rencanagame yang menarik, lalu mengirim idenya ke surel bos.
Mody termenung melihat suasana dan orang yang berada disekeliling dalam ruangannya. Ia merasa sangat senang, orang-orang sangat sibuk mondar-mandir dan mengerjakan pekerjaan masing-masing. Karena hari pertama Mody hanya disuruh mengetik hasil rapat, ia merasa bahagia, tidak ada beban atau pun merasa kesulitan di hari pertama bekerja. Walau sebenarnya bukan bagian pekerjaan ini yang Mody ingin ‘kan dalam hidupnya, tapi ia harus menerima pekerjaan ini dengan hati yang senang.
Bos berdiri didepan ruang Creative “Every two weeks, we'll have a meeting. All employees must and must make a plan in developing the game.” Setelah selesai memberi pengumuman, bos pergi. Jantung Mody berdegup sangat kencang seperti orang sedang jatuh cinta. Mody bingung harus belajar dengan siapa, karena ia merasa memang sama sekali tidak paham masalah game.
“Duh gimana nasib gue, ya? Main game aja jarang. Apalagi mengembangkan ide untuk permainan. Mati aja dong gue, baru kerja nggak tau apa-apa.” Mody bicara pada dirinya sendiri sambil melihat layar komputer.
Salah satu pegawai perempuan, berbadan kecil, rambut sebahu, dan memiliki wajah yang imut datang menghampiri Mody dengan senyuman, “Halo, hai. Sepertinya kamu orang Indo, ya? kamu pegawai baru, ya? Kenalkan nama aku Kiki Zafra Cantika, panggil aja Kiki.”
“Hai, nama aku Mody. Iya aku dari Indo dan aku pegawai baru disini. Senang berkenalan dengan kamu cantik.” Mody merasa senang dan lega menemukan pegawai yang juga orang Indonesia sama seperti dirinya. "Eh, bentar. Aku liat-liat kamu seperti penyanyi Indo, duh siapa ya namanya?" Mody mengingat-ngingat nama penyanyi yang di fikirnya mirip Kiki.
"Siapa, Mod?" tanya Kiki merasa bingung sambil menaikkan alis.
Mody langsung mengingat ketika Kiki tersenyum imut, "Oh iya, Brisia Jodie, Ki. Tau, nggak?"
Kiki tertawa sambil menggelengkan kepala, “Nggak tau, Mod. Jangan muji aku seperti itu, aku tau aku cantik.” Balas Kiki yang mempunyai tingkat kepedean diatas rata-rata,“Oiya aku juga orang indo, tapi aku kuliahnya di NUS (National university of singapura), jadi udah lama juga tinggal disini dan mulai kerja udah sekitar satu tahun lebih.”
Mody melihat gadis mungil merasa kagum, “Kamu pintar banget, keren. Ohya? Indo dimana?” tanya Mody yang merasa kaget.
“Aku dari Jogja.” Jawab Kiki tertawa kecil.
“Kalau aku dari Jakarta.” Mody menjelaskan dirinya darimana tanpa ditanya dulu oleh Kiki.
“Oke, Mod. Kalau kamu gak paham, tanya aja sama aku. Aku siap bantu dan menjadi teman kamu.” Kiki tertawa kecil. “Oiya satu lagi, kalau kamu ingin mengelilingi kantor, biar aku temani, dan jika kamu ingin aku kenali sama cowok-cowok tampan yang ada di kantor ini, aku juga tau kok, aku paling tau disini..” Kiki tertawa dan bicara tanpa henti.
Mody tersenyum dan menganggukkan kepala, “Iya, makasih ya, Ki. Kamu mau, nggak? makan siang dengan aku?”
“Oh … Dengan senang hati. Nanti kita makan bareng dikantin ya,” jawab Kiki melihat mata Mody.
***
Saat pulang kerja, Tomi menelepon gadis tinggi dan ceria itu, ia mengatakan bahwa dirinya sudah berada di loby kantor. Mody mengemas semua barang yang ada di meja kerjanya dengan cepat dan berlari menaiki lift.
Mody masuk kedalam mobil sport warna hitam punya Tomi, “Maaf, aku lama ya, Tom?”
“Nggak kok, kamu udah selesai? Barang kamu ada yang ketinggalan nggak?” Tomi melihat ke barang yang Mody bawa.