Ada yang aneh hari ini, semua siswa yang baru saja aku lewati sebelum masuk ke kelas tiba-tiba memperhatikanku, yang tadinya ku pikir tidak ada seorang pun yang peduli dengan keberadaan ku disini.
Aku tidak berani untuk menatap setiap mata mereka apalagi sampai bertanya, lebih baik ku lanjutkan untuk masuk ke kelas.
"Pagi anak-anak." Sapa Pak Dato, wali kelasku yang tiba-tiba masuk padahal tidak ada jadwal pelajaran nya.
Teman sekelas ku pun langsung mengomel, "Kok, Pak Dato masuk hariĀ ini?"
"Kalian, ya, bukannya jawab sapaan Bapak tadi."
"Soalnya aneh aja Pak."
Dengan map plastik yang di pegang lalu di simpan di atas meja ia langsung mengulang sapaan tadi, "Selamat pagi anak-anak, di jawab, ya."
"Selamat pagi juga Pak Dato." Balas seluruh siswa bersamaan.
Dulu, waktu pertama kali aku berkenalan di depan kelas dan di suruh oleh Pak Dato, aku pikir dia adalah guru yang notabene nya galak atau semacamnya tapi setelah ada kejadian ini semua anggapanku kala itu hilang. Tapi memang postur Pak Dato ini kalau di lihat oleh orang yang belum kenal pasti takut, dia memang salah satu guru yang tegas disini, bukan galak.
"Saya duduk, ya, capek ternyata meladeni kalian."
Keadaan kelasku menjadi sunyi karena menunggu apa maksud wali kelasku ini masuk ke dalam kelas.
"Bapak mau memberikan pengumuman penting tapi mungkin kalian semua sudah tahu karena hal ini sudah terpampang di mading sekolah."
Mading sekolah? Aku tidak tahu apa-apa. Apa ini karena aku jarang keluar kelas dan sangat tidak peduli sekitar, itu salah, ya?
"Nara Pramudita, yang mana Nara?"
Aku? Ada apa denganku? Apa mungkin kalau siswa tidak boleh berada di dalam kelas saat jam istirahat? Atau aku dapat masalah? Pantas saja tadi pagi banyak orang yang menilik setiap aku lewat.
Aku mengangkat tanganku, Pak Dato mungkin lupa siapa itu Nara.
"Saya Nara, Pak."
"Kamu Nara? Oh, Bapak ingat waktu itu kamu yang memperkenalkan diri hanya pada Bapak, ya?"
Yang Pak Dato bilang itu benar, sih, tapi kenapa harus di ingat lagi kejadiannya? Kalau ada kakak kelas tengil itu pasti dia sudah menertawaiku sekarang.
"Selamat, ya, Nara. Pak Dato bangga sama kamu, kelas MIPA 4 ini jadi keren."