Episode

Perspektifat
Chapter #12

012

"Haduh! Kok, sinyalnya hilang timbul gini, sih."

Aku sibuk memeriksa handphone untuk memesan ojek online karena hari ini aku tidak membawa sepeda, sepedaku belum sempat di bawa ke bengkel. Namun, dari tadi aku hanya berdiri di depan gerbang menunggu sinyal yang baik.

Handphone ku akhirnya mati akibat tidak ku beri daya semalam. Awalnya opsi setelah ini akan ku telepon Ibu untuk menjemputku.

"Kenapa harus mati sekarang, sih?!"

Ku tengok ke arah kiri dan kanan, tidak ada ojek disini atau mungkin sudah banyak yang jalan karena ini jam pulang sekolah? Naik angkot juga aku tidak tahu tujuannya harus naik yang mana. Aku tidak pernah bertanya pada Ibu.

Kalau mau naik angkot pun aku harus berjalan dulu ke arah jalan besar di depan sana. Terpaksa aku harus melakukannya.

"Sendirian aja?"

Aku menengok ke belakang. Dia lagi, apa dia tidak capek berbuat seperti itu?

Ku yakin pasti dia akan mengganggu ku.

Motor vespa berwarna merah yang dikendarai nya kini sudah ada di sampingku yang terus saja mengikuti langkahku, "Kemana sepeda kesayangan lo?"

"Di rumah."

"Jadi, ceritanya hari ini jalan kaki?"

Apa dari tadi dia tidak melihat kalau aku memang sedang berjalan kaki?

Aku berhenti, apa dia juga akan ikutan berhenti? Iya. Mau dia apa, sih, sebenarnya?

"Kamu mending jalan duluan, pasti lama nyampenya kalau ngikutin aku jalan."

"Makanya gue samperin lo. Langkah lo kecil, jadi kapan nyampe rumahnya?"

Mau jam berapapun sampai rumahnya itu urusanku. Aku mulai berjalan lagi.

"Eits, tunggu dulu." Kembali ia menahan tanganku lagi, "Lo bareng gue aja, gue anter pulang. Jauh banget pasti kalo mesti jalan kaki."

Ku pikir-pikir lagi, aku saja kalau naik sepeda suka merasa capek apalagi kalau hari ini aku benar-benar nekat untuk berjalan kaki sampai rumah. Kalau aku terima tawaran nya ini, apa besok dan seterusnya dia tidak akan pernah menggangguku lagi?

"Gausah banyak mikir, nanti lo capek. Naik!"

Akhirnya dia yang menang dan aku berhasil duduk di atas vespa merahnya ini. Aku takjub sekali melihat motornya yang sangat terawat dan bersih.

"Akhirnya lo mau juga dengerin omongan gue."

"Terpaksa, karena aku mau pulang cepet aja."

"Lo gapapa 'kan?"

Lihat selengkapnya