Episode

Perspektifat
Chapter #13

013

Dalam selebaran di papan iklannya, acara pameran karya seni rupa itu akan di adakan tepat satu minggu lagi dan Aris sudah berjanji untuk mengantarku kesana karena dia tahu dimana tempatnya.

Aku sangat menantikan acara itu, karena memang 'kan akhir-akhir ini aku sangat senang dengan yang namanya lukisan atau gambar. Dari dulu pun aku suka mengikuti kegiatan seperti ini, walaupun sekarang aku sangat takut, disana pasti banyak sekali orang yang berkunjung.

Kemarin aku sudah minta izin pada Ibu untuk datang ke acaranya tapi Ibu belum bilang iya. Ya memang acaranya di mulai dari jam empat sore sampai jam delapan malam, dan itu pasti salah satu alasan Ibu untuk tidak mengizinkanku. Apalagi kalau aku perginya sendiri.

Waktu aku minta izin aku tidak bilang kalau aku tidak akan pergi sendirian. Kemarin pun ketika Aris mengantarku pulang, Ibu belum sampai rumah jadi Ibu tidak tahu soal Aris. Aku juga sampai saat ini belum cerita tentangnya, tidak ada yang bisa dibahas juga olehku. Biar nanti saja kalau sudah mendekati harinya aku akan bilang kalau aku tidak sendirian.

Ibu sempat bilang juga padaku ketika aku pulang dari rumah sakit. Katanya semenjak aku suka pingsan dan takut dengan dunia luar Ibu menjadi sangat khawatir untuk membiarkanku pergi sendiri. Dan satu lagi, Ibu juga bilang kalau aku yang sekarang itu jadi suka melamun dan tidak terlihat sebahagia dulu.

Kalau sudah begitu selalu aku bilang, "Bu, Nara baik-baik aja."

Aku pun sempat jujur dan bilang, "Nara emang saat ini tidak sebahagia dulu, tapi kalau sama Ibu kebahagian Nara tidak pernah berkurang. Beda kalau Nara sudah ada di lingkungan luar."

Ku terus meyakinkan Ibu dengan cara apapun. Walaupun bang Ari pernah bilang kalau yang kulakukan adalah kesalahan.

***


"Eh, kok, botolnya kosong? Jadi percuma 'kan bawa botol minum gak ada isinya."

Ya ampun aku ini sedang kenapa? Dua hari lalu sepedanya kena paku, kemarin lupa mengisi baterai pada handphone sekarang air minum. Ayo Nara! Fokus!

Apa ini akibat dari kebiasaan suka melamun? Ah, tidak juga. Padahal aku tidak merasa kalau aku sering melamun. Aku tidak berbohong soal ini. Tapi masa iya Ibu berbohong? Itu juga tidak mungkin.

"Jadi, aku harus ke kantin?"

Biasanya setiap hari sudah ku siapkan semuanya di dalam ranselku. Dari makanan, minuman, juga alat gambar. Kali ini kurang satu dan yang paling penting aku sangat haus.

Lihat selengkapnya