"Kok, bang Ari kesini? Ada apa?"
"Enggak ada apa-apa, sih. Cuman mau tanya sesuatu."
Aku makin penasaran, "Soal apa?"
"Soal ekskul."
"Ekskul? Kan itu belum mulai, angketnya aja baru tadi di kasih sama wali kelas Nara."
Bang Ari datang ke kelasku hanya untuk menanyakan soal ekstrakurikuler? Apa tidak kebalik? Pastinya dia yang lebih tahu soal itu.
Tadi di jam pertama Pak Dato masuk ke dalam kelas dan memberitahukan kalau satu Minggu lagi akan ada pengenalan ekstrakurikuler di sekolah. Acaranya hanya di khususkan untuk siswa kelas 10 dan kita semua wajib mengikuti salah satu dari ekstrakulikulernya.
Awalnya aku kaget, kenapa harus ada kata wajib di dalam pengumumannya?
"Emang kenapa sama ekskul, bang?"
"Ekstrakurikuler itu menurut bang Ari bisa jadi salah satu cara Nara untuk menghilangkan masalah itu. Ya, jangan jauh-jauh dulu lah, sedikit meredakan."
"Nara harus banget ikut salah satu ekskul nya? Gimana kalo..."
Bang Ari menggelengkan kepalanya.
"Ya, Nara takut. Di dalem kelas aja Nara suka sendirian, apalagi nanti kalo masuk ekskul 'kan udah pasti banyak kegiatan."
"Itu jawabannya, Ra."
Jawaban? Jawaban dari pertanyaan ku yang mana?
"Kegiatan ekskul itu bisa meminimalisir pikiran-pikiran Nara yang suka kemana-mana. Apalagi di waktu yang kosong 'kan? Nah, waktu kosong itu bisa di pake sama kegiatan ekskul. Kegiatan ekskul, tuh, semuanya positif, kok."
Aku 'kan juga punya kegiatan lain kalau waktuku sedang kosong. Menggambar, apa menggambar itu tidak cukup?
Kalau di pikir lagi, iya juga. Soalnya keadaan pikiranku tidak ada yang berubah, kalau berubah juga paling hanya sedikit. Apa omongan bang Ari ini benar? Ah iya, pasti benar. Tidak mungkin bang Ari menyesatkan ku ke dalam masalah yang lebih berat lagi. Karena aku tahu bang Ari adalah jawaban utamanya dan banyak ku taruh harap padanya.
"Oke, Nara akan coba. Tapi, Nara harus ikut ekskul apa?"
Aku tidak punya pilihan apapun, di lihat dari opsi yang tertulis di angket pun tidak ada yang membuat aku tertarik. Mungkin nanti, saat acara pengenalan ekstrakurikuler nya selesai.
"Terserah kalau itu, Nara yang lebih tau kondisi Nara sendiri. Nara juga yang tau yang cocok sama Nara yang mana. Bang Ari gak bisa atur, yang penting ada. Dan, kalo bisa, sih, jangan yang berat-berat, nanti malahan..."