Episode

Perspektifat
Chapter #23

023

Rasanya hari berjalan lebih cepat, entah kenapa jadi begitu. Sudah seminggu berlalu dari pembicaraan soal ekstrakurikuler dan kini acaranya akan di laksanakan. Di tambah lagi hari ini tidak diadakan kegiatan belajar mengajar semua waktunya dikhususkan untuk pengenalan semua ekstrakurikuler.

Pagi ini sekolahku menjadi lebih berwarna, banner dari tiap ekskul sudah komplit. Banyak dekorasi yang dipasang dimana-mana. Suara yang terdengar olehku juga jadi lebih bervariasi, ada suara teriak-teriak yang entah untuk apa dilakukan, ada yang sedang mengecek pengeras suara, dan yang paling aku tidak suka adalah teriakan panitia yang bilang kalau tidak boleh ada seorang pun yang diam di dalam kelas.

Emang apa salahnya?

Aku tidak peduli paling itu hanya ancaman, aku akan tetap masuk ke kelas sambil menunggu acaranya dimulai.

"Eh, lo mau kemana?!" Ada kakak kelas yang menghadang ketika aku ingin masuk ke dalam kelas.

"Ke dalem, ini 'kan kelasku."

"Gak bisa, lo tadi gak denger? Udah diumumin kalo gak boleh diem di dalem kelas. Itu artinya lo gak ngehargain effort anak-anak ekskul."

Enggak menghargai? Kata siapa? Aku tidak bilang begitu! Dasar kakak kelas! Seenaknya saja dia, mentang-mentang aku ini adik kelasnya. Mana mungkin aku tidak menghargai, aku juga harus lihat acaranya untuk referensi ku nanti.

Lagian aku malas menunggu di luar, aku coba bicara lagi pada kakak kelasnya, dia ini pasti temannya bang Ari. Soalnya dia berjas putih, tapi aku tidak tahu siapa namanya.

"Kan acaranya belum mulai, gapapa dong tungguinnya di dalem kelas? Nanti juga kalau acaranya mulai pasti aku keluar kelas dan nonton acaranya. Aku 'kan kelas 10, kak. Acaranya juga buat angkatan ku 'kan?"

Kakak kelasnya tetap teguh pendirian, "Gak bisa!"

Bang Ari tiba-tiba lewat sambil membawa lembaran yang aku tidak tahu untuk apa, "Eh, ini ada apaan, sih?"

"Ini, Ri, anak kelas 10 ini maksa banget buat masuk kelas."

Lihat selengkapnya