Episode

Perspektifat
Chapter #24

024

Lapangan sekarang sudah jadi pusat perhatian semua orang. Acara dari penampilan ekstrakurikulernya akan dimulai. Pembukaan pertama kali adalah penampilan dari tarian tradisional dan seni musik.

Semuanya saling bersahutan, acaranya menjadi semakin meriah. Penampilan mereka keren-keren sesuai dengan apa yang telah mereka persiapkan matang-matang dari satu minggu yang lalu.

Sekarang giliran dari ekstrakurikuler olahraga, dan di sana sudah ada tim basket yang mendapat bagian awal. Pantas saja para siswa perempuan sangat antusias, mereka pasti sedang menunggu idolanya tampil, sudah tidak diragukan lagi, pasti anak basket selalu menjadi bagian paling keren di sekolah. Iya 'kan? Dan, dari sini banyak juga terdengar yang memanggil-memanggil nama Aris, ternyata dia banyak pengagumnya juga.

Permainan basketnya di mulai. Aku melihat nya sesuai dengan apa yang dia mau. Aku harus lihat tim nya bermain 'kan? Karena katanya mereka keren?

Auranya kini nampak berbeda, kulihat dia tidak seperti Aris yang suka mengganggu ku. Jiwa pemimpin nya keluar, tidak berbeda dengan sosok tegas bang Ari yang seorang ketua OSIS.

"Aris keren banget, ya, Ra, kalo lagi main basket?"

Seseorang menyahuti dari belakang, tidak tahu siapa, tapi suaranya tidak asing untukku.

"Eh," Aku ingin menyapa nya tapi bingung harus bagaimana. Itu dia, temannya Aris, kak Arsa. Tapi, kok, dia disini? Dia juga 'kan anggota dari tim basket?

"Kak Arsa? Kok, enggak..."

"Tangan gue terkilir, abis jatoh kemaren pas latihan. Jadi, gue ga bisa ikut main."

Ia langsung duduk di sebelahku lalu tertawa kecil. Kenapa, sih, dia?

"Aris sekeren itu, ya?" Tanya nya sambil dibarengi tawa kecil nya itu.

"Keren? Iya, dia keren kalo main basket. Beda aja."

"Dan sampe lo gambar di buku lo?"

Tunggu! Gambar? Di buku?!

Ku lihat buku yang ku pakai tadi untuk menulis. Dan, benar yang dibilangnya, bukuku sudah berisi figur Aris lengkap dengan baju basket kebanggaan nya.

Ya ampun! Aku ini kenapa lagi? Kenapa bisa aku sampai tidak sadar menggambar manusia tengil itu disini? Di tambah temannya yang menegurku juga menertawai apa yang sudah aku lakukan.

"Enggak, tadi ini..."

"Gak sengaja, kok, kak Arsa."

"Gambar nya juga ini pake pensil jadi bisa langsung di hapus."

Kak Arsa menggeleng kan kepalanya, "Itu 'kan gambar lo! Lo mau simpen atau lo jadiin permanen juga gapapa kali."

"Enggak! Takutnya nanti jadi salah paham."

Dia tertawa pelan, "Gambar lo keren, kok."

"Eh, udah dulu, ya, Ra. Gue juga harus kesana, di balik layarnya. Soalnya abis permainan ini selesai, ada pengenalan pengurus inti tim basket dan gue salah satunya."

"Gue tadi gak sengaja aja lewat kesini dan liat lo lagi gambar. Taunya yang di gambar temen gue."

"Yaudah gue duluan, ya."

Aduh! Aku harus bicara apa lagi biar kak Arsa percaya kalau yang aku lakukan bukan dengan sengaja. Tapi itu tidak mungkin lagi, dia sudah pergi.

Apa nantinya kak Arsa akan bilang pada Aris soal ini? Dia 'kan teman dekatnya. Ya sudahlah mau bagaimana lagi, semuanya sudah lewat.

"Lagian, ngapain, sih, Ra? Padahal 'kan tinggal liat acaranya aja, beres!"

Aku mendengus kesal pada diriku sendiri sekalian ku masukan buku tulis juga pensil nya tadi. Biar tidak ku lanjutkan lagi gambarnya yang memang hampir selesai.

Aku kesal sekali dengan apa yang sudah ku perbuat. Aku ingin punya mesin waktu! Ingin ku buang kejadian yang tadi!

Lihat selengkapnya