Episode

Perspektifat
Chapter #30

030

"Saya dan pengurus yang lain hanya memasukkan lima nama diantara kalian secara acak. Untuk nama yang tidak disebutkan jangan kecewa, karena diacara lain akan ada pergantian. Dan, untuk yang tertera di dalam list nya, besok sepulang sekolah diharapkan datang ke sanggar untuk membahas lebih lanjut tentang acaranya." Tutur kak Ravi dalam pesan di dalam grup jurnalistik.

"Kemaren, baru aja kumpul. Besok harus kumpul lagi. Dan, besoknya jadi panitia. Baru resmi jadi anggota anak ekskul udah keliatan, ya, sibuknya."

Semua anggota langsung membalas dari pesan kak Ravi barusan dan aku hanya menyimak. Ku matikan ponselku dan memilih untuk tidur karena ini sudah lewat dari jam yang seharusnya.


***


Kemarin, satu hari sebelum acaranya dimulai kami mendiskusikan soal apa saja yang akan di lakukan lalu ada pembagian tempat dari masing-masing bidangnya.

Semua alat yang akan digunakan untuk acaranya difasilitasi oleh pihak sekolah. Aku sudah memegang satu kamera yang menjadi tanggung jawabku hari ini.

Aku sudah datang ke sekolah lebih awal dari biasanya, masuk ke kelas pun belum ada siapa-siapa. Aku membawa surat perizinan yang kemarin dibagikan oleh kak Ravi dan harus diberikan pada wali kelas masing-masing.

Hari ini aku harus memfokuskan diri pada acaranya. Jadi, seluruh panitia mendapatkan dispensasi untuk tidak ikut kegiatan belajar mengajar dan digantikan oleh tugas sesuai dengan mata pelajaran di hari Rabu. Dan, di kelasku hanya aku saja.

Aku menyimpan ransel ku tidak di dalam kelas tapi ku bawa ke sanggar jurnal sekalian mengambil kamera dan nametag kepanitiaan.

Seragamku kini sudah lengkap dengan nametag berwarna merah yang digantung di leher sebagai penanda kalau aku adalah bagian dari panitianya. Juga kamera yang sudah ku pegang hati-hati. Satu lagi, aku bawa surat perizinan itu, akan ku simpan suratnya di meja pak Dato di ruang guru.

Aku mulai memotret kegiatan sekitar. Mencari objek sambil berjalan. Mengambil semua gambar yang berkaitan. Aku kebagian tempat di daerah koridor kelas, dan pusat acaranya ada di lapangan.

Suara nyaring bel sekolah sudah terdengar. Seluruh siswa mulai masuk ke kelas dan memulai pembelajaran. Itu artinya acara interview hari ini dimulai.

Koridor nya pun sudah kosong. Tapi, aku tidak kehabisan objek. Ku potret bagian acaranya dari disini. Tidak hanya itu, aku juga membuat video dokumenter yang nantinya akan di edit oleh tim yang bertugas.

Aku tidak begitu paham dengan acaranya karena jaraknya cukup jauh dari posisiku. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Paling, tidak jauh dengan pembahasan ekstrakurikuler.

Beberapa waktu sudah ku lewati dengan fokus pada tugasku sendiri tanpa mementingkan keadaan sekitar.

"Lho, kok, udah bubar? Eh, acaranya udah beres?"

Karena aku harus mengambil tiap kejadian yang ada. Tanpa banyak bertanya aku hanya memotret nya. Namun tetap saja, di kepalaku bertanya-tanya. Kenapa, ya, mereka bubar?

Salah satu kakak pengurus jurnal mendatangiku, "Anak jurnal 'kan? Sekarang jam istirahat, lebih awal dibandingkan siswa lainnya."

Lihat selengkapnya