Episode

Perspektifat
Chapter #44

044

Perut ku sesekali masih terasa sakit. Di tambah udara dingin malam ini yang membuat nya sulit cepat mereda. Ku tinggalkan tugasku sebentar untuk mengambil segelas air hangat di dapur.

Aku baru sadar, aku terlalu fokus dengan tugasku yang memang di kumpulkan di hari lusa. Aku sudah melewati jam tidur yang biasanya. Tidak apa-apa, hanya sekali. Besok tidak akan kulakukan lagi.

Saat ku akan melangkah kan kaki ku ke atas tangga, Ibu memanggil ku dari pintu kamarnya. Ibu berhasil melihatku yang masih berkeliaran di dapur jam segini. Pasti Ibu akan marah.

Biar aku yang jelaskan lebih dulu, berkata jujur seadanya.

"Ibu manggil Nara bukan mau negur soal itu."

Kalau bukan itu, lalu apa yang Ibu ingin tegur dari anaknya ini?

Ibu menyuruhku untuk duduk sebentar di kursi ruang tengah. Hal aneh lagi, aku tidak tahu apa sebabnya Ibu memperlakukan ku seperti ini. Biasanya tanpa alasan apapun kalau aku belum tidur pada jam yang seharusnya mau tidak mau aku harus tidur. 

Ibu bertanya serius, "Nara sudah bohong apa sama Ibu?"

Dari pertanyaan nya barusan, yang ada dipikiran ku sekarang, apa Ibu sudah tahu soal kondisi ku yang sebenarnya? Sudah tahu tentang anxiety disorder yang sudah lama juga aku tutupi padanya? Karena dari suara yang kudengar Ibu benar-benar bertanya serius.

"Bohong apa Bunar?"

"Nara sudah melanggar perjanjian itu 'kan? Ayo jujur sama Ibu!"

Janji? Yang dilanggar? Ya ampun! Pasti soal aku yang pingsan di sekolah. Tapi darimana Ibu tahu soal ini? Padahal aku selalu diam. Aris? Apa Aris mengadu pada Ibu?

"Tadi sore Ibu ketemu bang Ari di jalan, katanya mau ke rumah. Dia bilang mau lihat kondisi Nara setelah kemarin pingsan di sekolah. Berarti, Nara sudah melanggar perjanjian itu 'kan? Kenapa Nara diam dan enggak cerita soal itu ke Ibu?"

Ibu ketemu bang Ari? Dan bang Ari memberitahu pada Ibu tentang kejadian kemarin saat aku pingsan? Kenapa tadi sore dia tidak cerita padaku? Kalau sudah begini aku tidak bisa lagi mencari alasan apapun karena aku yang salah. Ku biarkan Ibu mengomel sampai selesai setelah itu aku akan melakukan pembelaan.

Lihat selengkapnya