Episode

Perspektifat
Chapter #47

047

Aku capek dengan ini semua. Aku selalu berusaha untuk keluar dari masalah nya tapi belum juga ku dapat jawaban pasti. Yang berharap kalau episode itu benar-benar musnah, tapi akhirnya semua itu selalu melekat di dalam diriku. Dan malam ini aku kembali lagi, mulai pesimis akan hal itu.

Kenapa, ya, aku selalu menangis? Padahal aku tahu rasanya tidak enak.

"Ra, ayo! Jangan nangis terus!" Ku semangati diriku sendiri sampai aku benar-benar bisa kembali bangkit.

Aku tidak berani melihat langit. Aku takut langit kembali hitam dan tidak ditemani lagi oleh bintang dan bulan. Aku juga tidak mau mencoret kan isi kepalaku kedalam bentuk gambar. Takut warna hitamnya akan mendominasi lagi. Aku tidak mau melakukan apapun. Takut kalau hal menyakitkan itu datang lagi.

Namun, tidak bisa kubiarkan diriku terus-menerus sakit seperti ini. Sekarang aku banyak merasakan ketakutan karena banyak larangan yang selalu muncul dalam pikiran ku. Aku bingung, entah pilihan mana yang akan ku pilih. Yang nyatanya semua yang hadir dalam diriku adalah sebuah kesalahan.

Aku tidak bisa tidur. Kepalaku terasa sakit lagi, tangisanku juga tidak bisa terus ditahan lagi. Aku biarkan semuanya, sama seperti yang pernah kulakukan dulu.

"Kenapa, Ra? Ayo! Langkah kamu sebentar lagi akan sampai di titik akhirnya dan menemukan semuanya!"

Aku pasrah dan aku memang lemah. Baru saja di beri tantangan lagi lewat kata "GERD" saja, aku sudah begini.

Aku mengambil ponselku lalu memutar playlist music yang selalu ku dengar. Dan, yang ku lakukan ini tidak pernah ku ceritakan pada siapapun.

Ku pejamkan mata dan mulai mendengar lantunan nada indah dari setiap bait yang disampaikan oleh penyanyi favorit ku, Isyana Sarasvati. Lagu yang selalu ku dengarkan ini semakin membawa ku ke suasana paling dalam.

Berhari-hari ku menyendiri

Melahirkan sejuta pikiran yang terkubur

Iya, semua kata yang terkubur dalam pikiranku selalu di diamkan sendiri disana. Dan itu selalu menimbulkan banyak pertanyaan.

Banyak yang ku inginkan...

Sebenarnya bukan banyak, tapi karena satu hal yang tidak pernah selesai keingian itu jadi merembet ke arah yang lain.

Tapi terbatasi oleh janji

Tak memberi jalan untuk aku menumpu

Maaf, bang Ari. Bait lagu ini untukmu.

Aku kira sendiri memberikan arti

Tapi terlalu lama malah sakit hati

Setiap kata yang disampaikan nya sama seperti yang sedang ku alami. Aku semakin menangis, tapi tidak apa-apa. Dengan begini, jiwaku akan lebih tenang dan lega karena aku sudah banyak menangis dan itu berarti aku sudah membuang rasa sedih yang ada di dalam diriku malam ini.

Lelah nafas ini

Ingin sejenak semua terhenti

Lihat selengkapnya