Episode

Perspektifat
Chapter #50

050

Akhirnya aku sudah sampai di depan rumah tanpa tersesat. Aku berjalan sesuai apa yang hatiku mau. Aku tidak menyangka kalau hatiku yang sedang hancur seperti ini masih bisa mengantarku pulang walaupun tidak tahu arah sama sekali.

Aku tidak meninggalkan benda-benda itu. Aku cukup membenci orangnya walaupun yang ku bawa pulang sudah tidak berbentuk sebagai mana mestinya dan tidak bisa dipakai lagi untuk tempat aku bercerita.

Ini pasti sudah malam sekali dan Ibu ku tahunya kalau hari ini aku menonton konser musik yang di ajak oleh Aris. Dengan janji yang dibawa untuk tidak pulang larut malam dan aku melanggar janjinya lagi.

Pakaian ku masih basah kuyup walaupun hujannya sudah berhenti. Jari-jari tanganku keriput akibat terkena air hujan terlalu lama. Mataku sembab karena aku terus menangis.

Aku beranikan diri untuk masuk ke dalam rumah sekarang.

Saat ku masuk aku melihat motor vespa berwarna merah yang aku sudah tahu siapa pemilik nya. Mau apa dia datang kesini?

Aku berjalan perlahan dan ku temukan dua orang itu yang tengah duduk bersama Ibu di bangku ruang tengah.

Mereka kaget melihat keadaan ku yang seperti ini, tidak tahu kenapa lagi, aku berani menangis di hadapan mereka. Dari sini aku juga melihat Ibu dengan mata yang juga sembab. Apa mereka sudah menceritakan semuanya pada Ibu? Apa bang Ari mengingkari janji nya untuk tidak bilang apa-apa pada Ibu soal anxiety yang sudah aku alami selama dua tahun ini?

Ibu menghampiri ku lalu memelukku, "Nara habis darimana?"

Aku lepaskan pelukannya karena aku takut Ibu ikutan basah setelah memelukku. Aku tidak memperdulikan dua orang ini yang ikut-ikutan tanya soal keadaan ku sekarang.

"Bunar, Nara mau ganti baju. Dan, Nara lagi gak terima tamu. Bilangin sama mereka, ya, Bunar."

Aku bergegas pergi ke kamar dengan alasan yang sebenarnya karena aku ingin menghindari mereka.

Setelah aku ganti baju, tiba-tiba Ibu masuk ke kamarku dengan membawakan ku segelas air hangat.

"Mereka masih disini, Bu?"

"Iya, mereka khawatir banget sama Nara. Ibu minta tolong lebih baik sekarang Nara temuin mereka dulu."

Ku minum air yang sudah Ibu bawakan dan setelah itu ku ikuti permintaan nya. Sambil ku bawa dua benda itu ke hadapan mereka.

"Nara?"

"Kita ngobrol nya di luar aja."

Lihat selengkapnya