Episode : ?

Rarindra Sejati
Chapter #1

Prolog

Matanya terbuka. Ia melirik jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul satu dini hari. Gadis bernama Zara Anindya yang sering dipanggil Ara, bergerak mematikan musik yang masih menyala di handphonenya. Persentase baterainya menunjukkan 18%, entah sudah berapa lama ia tertidur hingga handphonenya sudah hampir sekarat. Ara berjalan mengambil charger handphonenya yang berada di sisi kanan meja belajar dekat jendela. Dengan mata yang sedikit terpejam, tangannya mencoba meraba mencari hingga tak sengaja menjatuhkan satu buku novelnya.

Tanpa musik, seketika kamar Ara menjadi hening dan senyap, hanya terdengar suara jam yang berdetak, tengah berjuang mengubah arah waktu dengan bantuan energi dari baterai di belakangnya.

Tiba-tiba Ara tersadar dan teringat akan dua kucingnya yang belum makan sejak sore tadi. Dengan perasaan terpaksa, Ara mendudukkan tubuhnya di kasur dan beranjak memberi makan mereka yang sudah terdengar mulai mengeong karena kelaparan. Ara menguap lebar-lebar seraya mengucak kedua matanya yang terasa sangat lengket dan sulit dibuka.

Setelah memberi makan Clover dan Jiyuu, kedua kucingnya, secara iseng Ara menyalakan televisi berukuran 55 inci yang menghadap langsung ke arah tempat tidurnya. Ia tahu sekali jika terbangun di tengah malam seperti ini, akan membuat dirinya sulit tertidur lagi. Apalagi saat ini ia hanya sendirian di rumah. Ayah dan bundanya sedang ada urusan pekerjaan di Semarang, sedangkan kakaknya, Medina tengah liburan ke Lombok bersama teman-temannya.

Sudah terhitung sepuluh kali, Ara mengganti-ganti channel televisi. Isinya terasa sangat membosankan dimana hampir seluruh stasiun TV menayangkan sinetron atau FTV malam dengan kualitas cerita yang flat dan monoton. Jika tidak perihal tentang benci menjadi cinta, maka cerita tentang azab manusia berdosa yang disuguhkan. Ara yang juga seorang penulis novel, merasa cerita FTV dan sinetron sekarang tidak mengandalkan logika. Ia lebih suka film atau series lokal di aplikasi berbayar yang dari segi cerita dan sinematika tidak kalah dengan film-film luar.

Lihat selengkapnya