EQUILIBRIUM

fiula nafiah
Chapter #1

START UP


Start Up : Perusahaan Rintisan

Aku tidak sedang mengingatkanmu pada drama korea berjudul Start Up. Hanya saja tokoh yang ada pada bab ini mempunyai kondisi yang sama dengan perusahaan rintisan. Ia dihadapkan pada keputusan berisiko tinggi, juga kompetisi ketat antar UKM, belum lagi, perihal sulitnya mencari pendanaan.

***

Gadis itu melepaskan kacamata, menaruhnya sembarang di atas meja. Kemudian dua tangannya mulai memijat kecil pelipisnya. Pertanda penat sudah menaklukkan. Dua jam setengah sudah, dia memimpin jalannya rapat, namun buntu. Anggotanya menatap gadis itu dengan pikiran yang tak kalah rancu darinya. Menunggu keputusan yang akan diambil gadis bermata tegas itu.

Rapat itu adalah rapat anggota khusus DIKSI (Redaksi Sastra Indonesia), salah satu nama UKM yang ada di Universitasnya. UKM bergengsi selain MELODI, UKM yang khusus mengurusi seni modern. Keduanya memiliki event besar yang hampir sama. Mengundang berbagai publik figur, tokoh, seniman, novelis, penyanyi, dan para pesohor lainnya. Event tersebut biasa diselenggarakan kampus melalui dua UKM tersebut. Namun, tahun ini, tepat saat gadis itu menjabat sebagai ketua, bom nuklir itu meledak. Dua setengah jam yang lalu..

“Kabar buruk, uang pangkal dari kampus ditiadakan. Pilihannya dua, mengumpulkan dana sendiri atau acara ditiadakan.” Gadis itu membuka rapat.

 Pilihan yang diajukan membungkam seluruh anggota. Mereka saling pandang, menatap buku agenda masing-masing, kemudian saling pandang lagi, lalu terdiam. Takut jika tidak bisa bertanggungjawab atas pilihannya. Di satu sisi, tentu acara tahunan yang bergengsi itu harus dilaksanakan. Disisi lain, dana puluhan juta tentu tak dapat terkumpul jikalau mengandalkan kantong mereka saja.

“Alasannya?” Celetuk Arina, salah satu anggota.

“Gue nggak ingin menutupi, tapi pihak TU mengatakan bahwa hal itu tidak bisa diberitahu.” Jelas Awan, wakil ketua DIKSI.

“Haduh, udah kayak nikahan artis aja, tidak bisa diberitahu.” Kali ini mahasiswi jurusan sastra itu menimpali, disambut tatapan tajam dari sejawatnya. Arina yang duduk bersebelahan, menyikut lengannya. Pertanda mode serius.

Lihat selengkapnya