EQUILIBRIUM

fiula nafiah
Chapter #25

Recession II

Recession II

Kuartal satu belum membaik, tapi kuartal dua juga sepertinya memburuk. Ibarat peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga. Selalu masalah yang ada. Mungkin, itulah yang saat ini dirasakan Savira.

***

“Halo Bu.” Sapa Awan, setelah telfon diangkat.

“Iya, Awan. Bagaimana? Sudah kamu pertimbangkan?” tanya bu Izzah, to the point.

“Sudah Bu. Saya akan mengikuti program yang ibu sarankan tempo hari.”

“Baik. Keputusan yang bagus Awan. Selesaikan semua urusan administrasi yang ibu kirimkan kemarin. Ingat, paling lambat minggu depan kita sudah harus berangkat.”

“Iya Bu. Terimakasih bimbingannya.”

“Ah, tidak perlu sungkan. Ibu, senang kalo mahasiswanya ada yang berprestasi seperti kamu, Wan.”

Galih ada disana, duduk di sebelah meja belajar Awan, mengamatinya. Awan sendiri masih berdiri menatap jendela. Matanya menatap lurus, tapi fikirannya melaju cepat pada sosok Savira.

“Lo sudah yakin Wan?” tanya Galih. Sungguh iba dirinya melihat usaha Awan tak membuahkan hasil apapun. Sahabatnya itu hanya mengangguk putus asa. Memang sudah rencana Awan untuk mengikuti program study exchange, bila Savira menolaknya.

“Hm.. siapa tahu tadi kita salah sangka Wan, mungkin saja kak Reza hanya mengantar Savira pulang.”

“Kalaupun tadi kita salah sangka, Savira sudah terang-terangan nolak gue dua kali Gal. Pertama saat di kafe, dan kedua saat dia ngga datang di sidang skripsi gue hari ini.”

“Ya kan belum tiga kali Wan.”

“Maksud Lo?”

“Kita saja disuruh balik kalo sudah salam tiga kali tapi ga ada jawaban. Ini lo baru salam dua kali Awan.”

“Tadi sudah yang ketiga Gal, apalagi yang bisa menjelaskan dresscode mereka yang couple-an?”

“Iya juga sih” pasrah Galih kemudian.

“Gue titip DIKSI ya. Nanti urusan serah terima dan lainnya, tolong lo yang atur.”

“Ogah.”

“Ogah?”

“Kecuali lo mau bawain merchandise oxford buat gue.”

“Oke.”

“Serius Lo?”

“Fotonya kan?” tukas Awan singkat.

“Kampret Lo.”

Lihat selengkapnya