Fabian berusaha mengelak dari tuduhan Bagaskara. Dia melakukan video klarifikasi, sambil menangis, membuat video yang menjelaskan, “Sebenernya, aku sedih banget pas Bagaskara publish konten kayak gitu. Apalagi sampai bikin pameran buat nuduh aku. Ayo, Gas, mending uangnya disimpen. Jangan bohongi sponsor. Aku meminta maaf sama kalian atas kerusuhan ini. Bagaskara itu fans aku dari lama, jadi wajar aja kalau isi karyanya hampir mirip. Aku nggak pernah bilang dia plagiat, dia sendiri yang bilang gitu. Tahu, kan, artinya? Dia sadar.”
Isi komentar banyak yang memihaknya, seperti:
itsme: WWKKW bener banget, orang fabian ga bilang bagaskara plagiat, malah bagas ngaku sendiri. Aduh, blunder, Bang?
second.flow: semangat bang, kita selalu ada buat lo. Ayo, guys, serang akunnya si Bagaskara! jangan sampe dia playing victim lagi.
Fabian hanya tersenyum miring, semakin puas dengan isi-isi video yang membahas kasus mereka. Dia bahkan bisa upload video animasinya, series baru yang masih satu universe dengan Geng Color dan justru mendapat perhatian karena Bagaskara speak-up.
“Thanks, Bagas.”
•••
Bagaskara sedang menuntut penjelasan pada papinya. Mereka berdua duduk di lantai rumah paling atas, tempat jemuran. Bagaskara menyodorkan foto yang dia temukan di kotak waktu itu.
“Kakek beneran nipu om ini?” tanyanya langsung.
“Kenapa tiba-tiba kamu tanya ini? Kenapa kamu mikir gitu?” tanya papinya panik.
“Aku ketemu om Suryo. Dia datang ke pameran. Dan jelasin semuanya. Aku lawan Fabian, harusnya om bela aku. Tapi dia malah bela Fabian. Aku nggak terima. Tapi dia malah jelasin kakek nipu papanya Fabian.”
Papinya diam sebentar. “"Pram... papanya Fabian, papi, dan Kakekmu dulu pernah kerja sama dalam satu proyek besar."
Papinya menatap lantai, seolah-olah sedang menggali kenangan yang sudah lama dikubur.
"Kami menang tender waktu itu—proyek gede, nilainya nggak main-main. Tapi... Kakekmu mulai main kotor. Dia ngegelembungin anggaran, dan uangnya? Langsung masuk ke rekening pribadinya."