Berjalan beriringan, Dayanara dan kawan-kawan terus menyaksikan pemandangan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bukan hanya menemukan tubuh-tubuh manusia dan hewan-hewan yang tak lagi bernyawa, mereka juga mendapati bangunan, kendaraan, serta ornamen jalan yang telah rusak. Cat dinding mengelupas, aspal retak, juga kaca-kaca yang hancur lebur. Entah apa yang sedang terjadi pada dunia ini. Tidak seorang pun mampu menerka. Semua saling bertanya-tanya.
"Hei ... ada oraaang ...." Azel berteriak kencang.
"Hellooo ...." Lea melakukan hal serupa.
Tak ada reaksi dari seorang pun. Kota yang saat ini mereka telusuri begitu sepi. Bau busuk dari mayat-mayat manusia yang terkapar di jalan pun begitu menusuk.
Mereka memeriksa beberapa bangunan. Di dalamnya ditemukan hal serupa. Tubuh-tubuh manusia yang tak lagi bernyawa bergelimpangan dalam kondisi mengenaskan.
Dayanara memeriksa tubuh seorang pria yang terkapar di halaman sebuah rumah. Dia mengamati dari ujung rambut hingga kakinya. Masih utuh. Namun, kulitnya begitu kering dan mengelupas.
Jared mendekat, lalu bertanya, "Apa pendapatmu tentang ini?"
Dayanara berdiri. Dia menghadap Jared. "Aku menduga sesuatu."
"Apa?" Kembali Jared bertanya.
"Sebelum kecelakaan, kamu ingat apa yang terjadi di pesawat?" Dayanara melemparkan pertanyaan.
Jared menerka, "Suhu ekstrim?"
"Ya. Apa mungkin orang-orang pun mengalami hal yang sama?" Dayanara menduga apa yang terjadi pada tubuh-tubuh manusia yang ditemukan adalah akibat cuaca ekstrim.
"Aku pikir perubahan suhu di pesawat waktu itu karena mesin pesawat yang rusak." Jared belum membenarkan dugaan Dayanara.
"Awalnya aku pun menduga begitu, tapi ini. Mayat-mayat ini kondisinya seperti--"
"Dayaaa ...."
Perkataan Dayanara terpotong oleh teriakan Azel yang menyebut namanya. Pemuda itu keluar dari sebuah rumah di seberang jalan. Dia berlari menghampiri Dayanara sambil memegang surat kabar.
"Sekarang tahun berapa?!" Azel terlihat panik.
"2020," jawab Dayanara singkat.
"Kenapa?" tanya Jared.
Azel pun menunjukkan surat kabar. "Koran ini terbit tahun 2022."
"Apa?!" Jared langsung mengambil koran yang masih dalam genggaman Azel.
Lea dan Mason yang memperhatikan kepanikan Azel pun mendekat.
"Ada apa?" Lea ikut melihat ke arah surat kabar yang sedang dibaca Jared.
Jared menyuarakan dengan keras apa yang dibacanya. "Cuaca ekstrim tidak dapat ditanggulangi. Seperti telah dirasakan bersama, aliran listrik dan air mulai tidak dapat berfungsi. Dugaan terburuk akan semakin banyak permasalahn akibat cuaca yang berubah secara tiba-tiba. Untuk itu, masyarakat diharap segera mencari tempat berlindung masing-masing. Keselamatan masyarakat bukan lagi tanggung jawab pemerintah ...."
"A-apa maksudnya ini?!" Lea mendadak panik.
Mason berkata, "Saya cek sambungan telephone dan listrik. Ga ada yang berfungsi."
"Kita ada di mana?! Sekarang kita ada di mana?! Apa dunia ini udah kiamat?!" Tiba-tiba saja Lea histeris.
"Lea, tenang." Jared mendekapnya.