Mengendarai Jeep yang bahan bakarnya telah diisi oleh Clay, Dayanara mendatangi sarang musuh seorang diri. Diiringi rasa kekhawatiran akan datangnya perubahan cuaca secara tiba-tiba, Dayanara tak menghentikan laju Jeep sedetik pun. Dia berkendara dengan kecepatan penuh, hingga tiba di lokasi tujuannya, yaitu markas D-Project.
Dua kali pergantian cuaca menghambat perjalanan Dayanara. Namun, berhasil dilewatinya. Kini dia telah mampu meraba situasi, hingga tahu saat yang tepat untuk bergerak mencari perlindungan ketika bahaya mengancam. Setelah gangguan cuaca mereda, dia tak membuang waktu, segera melanjutkan perjalanan untuk menjalankan misinya mengambil file milik Clay yang dicuri oleh anggota D-Project.
Clay mengatakan bahwa file yang dicuri diletakkan oleh salah seorang anggota di project di sebuah lemari pada lantai teratas bangunan. File tersebut ada dalam bentuk flashdisk berwarna hijau berukuran 5 cm.
Dayanara mengendap-endap di sekitar gedung tua yang sebelumnya merupakan sebuah rumah sakit. Dia berusaha masuk melalui bagian belakang bangunan ini untuk menghindari pria-pria bengis yang tengah berjaga-jaga di depan. Melihat jendela, dia berusaha menggesernya, tetapi tidak berhasil. Mendorongnya dengan keras, juga tak membuat benda itu tergeser. Akhirnya berulang kali dia menghantamkan batu seukuran genggaman tangannya. Kaca pun pecah hingga berjatuhan. Hal itu menciptakan celah. Dayanara segera memanfaatkannya. Dia meraba-raba untuk mencari tuas, lalu menariknya. Dia pun berhasil, sesegera mungkin bergegas masuk melalui jendela berukuran 50 x 30 cm.
Telah berada di ruangan, Dayanara kembali mengendap-endap. Mengikuti petunjuk yang pernah Clay sebutkan, Dayanara berusaha menuju lantai teratas. Beberapa kali dia melihat pria-pria tegap yang berlalu lalang. Namun, belum sempat ketahuan. Dengan lihai Dayanara terus bergerak dari tempat persembunyian yang satu ke tempat persembunyian lainnya.
Ketika tiba di ruangan yang dituju, Dayanara bergegas membuka lemari, lalu mencari file yang menjadi tujuannya datang ke mari. Hanya dalam waktu singkat, dia pun menemukannya. Sebuah flashdisk berbentuk persegi panjang berwarna hijau. Tak membuang waktu, Dayanara segera mencari jalan keluar. Namun, ketika dia hendak melewati pintu, tiba-tiba saja berpapasan dengan seorang pria.
Jantung Dayanara mendadak berdegup begitu kencang. Perasaan takut tindakannya dipergoki, kini menjadi kenyataan. Pria itu pun berteriak dan hendak menangkapnya.
"Penyusup ...."
Tak membiarkan bahaya mendekat, Dayanara segera melarikan diri.
"Hei ...."
Dia berlarian di dalam lorong bangunan untuk mencari jalan keluar. Teriakan pria yang memergokinya memancing bermunculannya para anggota D-Project lain. Mereka semua berusaha menangkap Dayanara yang terus bergerak menghindar dengan begitu lincahnya.
Dayanara terus berlari. Namun, tiba-tiba saja ...
"Ketangkap kau!" Seorang pria mendekap tubuh Dayanara dengan lengan kekarnya. Dia tertawa puas ketika berhasil menangkap Dayanara yang sejak tadi seperti seekor tikus yang sedang berada di sarang macan.
"Lepas!" Dayanara berusaha meronta.
"Kita siksa dia lebih kejam! Ayooo ...."
Mereka hendak menggiring Dayanara ke luar. Namub, ketika hampir mencapai di pintu, tiba-tiba terdengar suara gemuruh.
BRUK!
Reruntuhan menghadang langkah mereka.
"Hei ... apa ini?!" Pria-pria itu saling bertanya-tanya.
Pria lainnya menyahut, "Pergantian cuaca!"
BRAK!
"Aaaggg ...."
Terdengar teriakan dari orang-orang di ruangan lain, bertepatan dengan runtuhnya beberapa bagian atap bangunan. Tak hanya itu, bumi terasa seperti bergoyang-goyang dengan dengan begitu kencang. Dayanara pun terjatuh, tertimpa pria yang kini berlumuran darah karena tembok menimpa kepalanya.