Cilegon, 2014
Mata Bapak dan Ibu begitu berkaca-kaca ketika Jati mengabarkan sebuah kabar gembira bahwa ia diterima untuk berkuliah pada Program Studi Teknik Perkapalan pada salah satu universitas negeri ternama di Kota Semarang.
Dua hari setelah pengumuman tersebut, Jati ditemani Bapak bergegas ke Kota Semarang untuk melakukan proses verifikasi mahasiswa baru serta mencari rumah kost dan beberapa kebutuhan lain.
“Semarang itu indah, Mas.” Ujar Bapak dari kursi penumpang setelah Jati baru saja mengemudikan mobil untuk keluar dari jalur tol dan memasuki jalanan Kota Semarang.
“Apa yang indah, Pak?”
“Hanya bisa dirasakan indahnya kalo kamu udah tinggal disana. Biar kamu rasakan sendiri nanti.”
Jati lagi-lagi tidak langsung mengetahui betapa absahnya pernyataan yang baru diucapkan Bapak. Saat itu langit sudah mulai gelap, Jati membuka setengah jendela mobil dan merasakan angin malam Kota Semarang. Matanya mendapati gemerlap lampu kota, Simpang Lima dan kuliner malam di pinggir jalan yang seolah menyambut kedatangannya ke kota ini. Sementara dari kursi penumpang, pemandangan tersebut membawa ingatan Bapak terlempar ke puluhan tahun yang lalu, dimana kesan metropolitan masih sangat jauh untuk disandang oleh kota ini. Bapak sempurna mengenang kembali salah satu masa indah di hidupnya.
***
Sesuai dengan jadwal, pelaksanaan verifikasi dilakukan pada esok hari setelah Jati tiba di Kota Semarang. Auditorium universitas telah padat oleh ratusan peserta verifikasi mahasiswa baru. Seorang satpam terdengar berbincang dengan wali mahasiswa bahwa antrean bahkan telah tampak ramai sejak jam 6 pagi, begitu pun area parkir yang telah padat hingga harus memakan lahan parkir fakultas lain.
Panas terik membuat berbagai pedagang ramai memenuhi halaman auditorium, mereka menjual berbagai minuman dan makanan seperti es jeruk, es teh, es buah, tahu gimbal, ketoprak dan berbagai macam jajanan lainnya. Disayap kiri dan kanan auditorium, beberapa mahasiswa senior tampak sumringah menyambut para mahasiswa baru untuk diajak berkenalan dan memberikan informasi terkait prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).
Sementara di dalam auditorium, para mahasiswa baru tengah mengantre untuk melakukan verifikasi dan dikelompokkan berdasarkan fakultas. Jati yang baru memasuki auditorium langsung mencari bendera berwarna biru untuk memasuki baris antrean Fakultas Teknik dan berniat menduduki kursi yang menjadi buntut antrean tersebut,
“Permisi, boleh duduk disini?” Tanya Jati pada seorang perempuan yang memiliki wajah khas wanita berdarah jawa.
“Boleh.” jawabnya sembari menggeser duduk untuk membuat celah bagi Jati.
“Prodi perkapalan juga?” Kemala melontarkan pertanyaan pada Jati setelah ia melihat