Duka bagi keluarga Jati memang masih membekas, namun Jati, bapak dan Mayang sungguh tahu ibu akan menjadi lebih sedih ketika melihat orang-orang yang ia cintai terus larut dalam rasa sedih pasca kehilangan. Jati adalah anggota keluarga pertama yang menyadari bahwa ia memegang peran sentral untuk bisa menyembuhkan sedih anggota keluarga yang lain, ia kala itu memerankan perannya sebagai penguat yang baik, sedikit demi sedikit usahanya untuk membangkitkan bapak dan Mayang mulai berhasil hingga akhirnya mereka bertiga mampu saling menguatkan dan berdiri kembali menyongsong hari-hari selanjutnya.
Usahanya tersebut juga berhasil membuat Jati kembali fokus pada kegiatan akedemis perkuliahan. Sekali ia sempat dibuat tercengang taktala melihat kolom absennya penuh. Hal itu tentu saja tidak lepas dari usaha Kemala, Erzan dan Ariq yang selalu mengisi absen Jati secara diam-diam di tengah atau setelah kelas berakhir. Ketiganya tidak ingin Jati presensi kehadirannya tidak memenuhi aturan hingga harus melewatkan ujian sebagaimana aturan yang berlaku. Ketiganya juga menjadi yang paling dominan dalam mengerjakan ketertinggalan tugas-tugas kuliah Jati. Jati berusaha amat keras untuk kembali fokus mengejar ketertinggalan materi dan kembali pada urusan organisasi yang beberapa bulan kebelakang banyak dikendalikan oleh Erzan, juga sama halnya dengan Ariq meskipun dalam kondisi ini ia memberi bantuan secara diam-diam dan cenderung di balik layar. Beribu maaf Jati sampaikan kepada seluruh anggotanya, terutama Erzan dan Ariq, meski keduanya tau Jati tidak perlu mengucap barang satu maaf pun.
Beberapa minggu kemudian, satu kabar baik menyertai Jati dan keluarganya. Mayang resmi menjadi mahasiswa Universitas Gajah Mada di Program Studi Manajemen. Banyak terimakasih diucapkan Jati dan Mayang kepada Tyas yang banyak memberi dukungan pada Mayang baik secara materi hingga dukungan psikologis. Namun begitu, kebahagiaan itu juga disertai erat hati Mayang hendak meninggalkan Bapak tinggal seorang diri di Kota Cilegon, meski sebenarnya bapak sudah mulai kembali sibuk pada pekerjaannya guna menutupi duka yang belum juga pulih.
Dalam lingkaran kisah asmara, Kemala resmi memutuskan hubungannya dengan Genta. Kabar ini sempurna menggemparkan berita dan gosip seisi prodi. Seminggu setelah hubungan tersebut kandas, Genta dikabarkan telah berpacaran dengan salah satu mahasiswi dari program studi teknik perencanaan wilayah dan kota yang juga merupakan bidadari prodi tersebut. Mendengar kabar tentang hubungan baru Genta, Kemala tidak pernah dibuat pusing, bahkan Kemala tidak sedikit pun merasa harus menjalankan pemulihan sebab perasaannya seperti tidak terguncang. Ia benar baik-baik saja. Entah bagaimana hal tersebut bisa terjadi pada Kemala, atau barangkali memang Kemala tidak memiliki perasaan cinta yang bahkan mendasar bagi Genta.
Masih berbicara soal lingkaran kisah asmara pada cerita yang lainnya, Jati dan Tyas menjalin hubungan mereka dengan semakin baik meski eksistensi hubungan tersebut tidak pernah diumbar secara luas. Tyas semakin sering menemani Jati di setiap hari-harinya terutama malam hari sebelum hari berganti, saling bergurau membicarakan kegiatan harian hingga isu masing -masing organisasi, terkadang saling memberi saran atas masalah masing-masing organisasi, namun pada beberapa kondisi ketika tidak bisa disamakan, memang didengar saja sudah lebih dari cukup, dan mereka selalu mampu saling menjadi telinga untuk mendengar setiap keluh yang dirasa dan terucap.
Isu di berbagai organisasi saat ini tengah fokus pada persiapan kaderisasi sebagai upaya penyambutan mahasiswa baru yang akan dilaksanakan dua minggu kemudian. Setiap pengurus yang merupakan panitia disibukkan dengan berbagai persiapan prosesi kaderisasi, mulai dari regulasi hingga persiapan teknis lapangan.
Jati dan Erzan tidak menghendaki banyak perubahan prosesi kaderisasi sebagaimana telah menjadi tradisi. Hal itu juga disetujui oleh Ariq dan Rian selaku ketua dan wakil formatur angkatan pada rapat koordinasi pelaksanaan prosesi kaderisasi.
Konsepsi tersebut kemudian dituangkan dalam proposal dan surat perizinan resmi yang ditandatangani Jati selaku ketua himpunan, sebuah cap basah organisasi lalu membubuhi setengah bagian tanda tangannya. Surat tersebut akhirnya sampai di meja Pak Agung. Selaku ketua prodi, Pak Agung tidak menghendaki banyak hal selain untuk menjaga sikap dan melarang adanya perploncoan yang terjadi pada adik-adik tingkatnya kelak. Pesan itu adalah pesan umum sebagaimana setiap pemangku jabatan program studi, fakultas hingga universitas sampaikan pada setiap ketua ormawa.
Dua minggu persiapan akhirnya usai hingga mereka tiba pada hari-hari kaderisasi. Galang mengambil posisi Genta sebagai panitia komisi disiplin. Hari itu Galang tampak begitu tegas untuk memarahi para mahasiswa baru. Suara berat Genta membuat seluruh mahasiswa baru seolah terhipnotis dan membuat mereka segan terhadap mahasiwa senior di prodi tersebut.
Tugas demi tugas juga telah diberikan kepada seluruh mahasiswa baru demi membentuk kekompakan. Beberapa individu telah tampak mampu mengkoordinir angkatan dengan baik, salah satu nama yang hendaknya akan muncul dalam pencalonan adalah Dion, mahasiswa gapyear yang semula merupakan teman SMP Naren.
Dion digadang akan memiliki suara terbanyak dalam pemilihan ketua angkatan, bahkan terdengar sebuah pernyataan seluruh mahasiswi baru akan secara bulat memilihnya. Ada banyak kemungkinan asumsi itu muncul, mungkin memang karena kepemimpinan Dion yang tampak baik, mungkin karena usianya yang setahun lebih tua di antara yang lain, atau mungkin juga karena paras Dion yang mewakilkan seorang figur bagi angkatan mereka. Proporsi tubuh yang nyaris sempurna, wajah manis dan suara berat Dion memag menonjolkan tingkat ketampanan di atas rata-rata meskipun pada dasarnya hal itu relatif. Kalau saja sebutan bidadara prodi juga turut disematkan dan dipopulerkan bagi figur pria di angkatan sebagaimana adanya bidadari prodi, maka Dion akan secara otomatis menyabet posisi tersebut. Kemala bahkan menyatakan hal yang sama ketika iseng berbincang dengan Naren pada hari keenam prosesi kaderisasi, tepatnya satu hari sebelum pelantikan ketua angkatan dilaksanakan,
“Dion tampan ya, Ren?”
“Dia mantan pacarku di SMP, Mal.”