ESENSI SEBUAH KAPAL

kingsleigh
Chapter #20

Sayap Garuda Terakhir

Setelah perjuangannya yang maksimal selama tujuh bulan, proposal skripsi Jati akhirnya disetujui untuk diujikan oleh dosen pembimbingnya. Sebuah tanda tangan persetujuan dosen pembimbing telah terbubuh manis di kolom tanda tangan, menandakan dua minggu lagi tanggal ujiannya tiba. Senang sekali ia membawa kabar tersebut untuk bapak, Mayang, teman-teman garudanya, juga Tyas. Semua memberi dukungan dengan ucapan semangat. Kecuali Tyas.

Hari yang ia nantikan tiba, sidang skripsinya lancar tanpa revisi satu pun, entah berkah Hari Jumat, atau karena Pak Agung sebagai dosen pengujinya, atau alasan lain yang memang menghendaki Jati untuk memperoleh hasil demikian. Semua yang ia beri kabar lagi-lagi memberikan ucapan selamat, kecuali Tyas.

Pesannya kepada Tyas tidak lagi pernah berbalas. Tyas sempurna menghilang. Jati dirundung perasaan tidak karuan dalam dirinya, senang atas pencapaian, senang mererima banyak selamat dan hadiah pasca sidang, tapi sedihnya tetap tak terbendung karena Tyas-nya tidak menyertai hari bahagia Jati.

Perasaan sesal juga tiba-tiba menghinggapi diri Jati. Kalau saja saat hari terakhir pertemuannya, ia nekat untuk mengejar Tyas dan meminta penjelasan lebih terkait putusnya hubungan yang tiba-tiba, atau bahkan untuk mendapat jawaban akan kemana Tyas hari itu. Mungkin hatinya tidak segundah hari ini, mungkin Tyas masih sempat menyampaikan kabar padanya, atau mungkin setidaknya Jati tahu keberadaan Tyas.

***

Satu setengah bulan kemudian hari wisuda Jati tiba. Apa lagi momen yang paling membahagiakan bagi seorang mahasiswa selain meraih gelar sarjana di akhir masa studinya.

Bapak menitikkan air mata haru ketika nama Damar Jati Purnomo di panggil, ia melihat anaknya yang gagah naik ke atas panggung, seorang rektor memindahkan tali toganya. Menyadari mata bapak telah terurai air mata, tangan Mayang lalu menggenggamnya erat.

“Ibu pasti juga bangga dengan Mas Jati.” bisiknya pelan.

Lihat selengkapnya