Vanta membentangkan perkamen peta tua milik Sepuh. Memperlihatkan wilayah Arthera paling barat. Menurut keterangan si kakek, detik-detik terakhir sebelum ia kehilangan jejak—kehabisan energi untuk terus melacak, cakramnya sedang bergerak ke arah selatan.
Artinya, salah satu pulau di kepulauan Vanantara.
Toska—sudah mendapatkan penjelasan lengkap dari Maria mengenai Portal—mengambil bagiannya untuk meneruskan pencarian.
Sol omnia regit
Begitu Doa baru tersebut—syarat mengaktifkan Portal—selesai diucapkan dalam hati, Toska langsung dibutakan oleh cahaya. Hanya dirinya saja. Padahal ia masih berada di dalam rumah Sepuh yang teduh.
“Terlalu terang dan ... panas,” pemuda itu mengerang, tubuhnya seolah terbakar dari dalam. Ia bersimpuh menunduk, menutup kedua matanya rapat-rapat. Maria cemas menemani di sampingnya.
Portal adalah kemampuan lain dari Doa—sihir matahari. Pemakaiannya sama-sama membutuhkan energi Imajinasi, sementara tipe kekuatannya bersifat khusus. Dalam artian, tak peduli sekuat apa latihannya, ia akan tetap menjadi Fels. Atau, hanya bisa digunakan oleh, serta memengaruhi, sang raja saja.
Toska akan melebur menjadi seluruh cahaya setiap menggunakan Portal. Sensasinya seperti memiliki tubuh seluas jangkauan terang pada suatu siang yang cerah. Ia bisa melihat, mendengar, dan menyentuh segalanya yang bersinar. Sampai bebas berpindah tempat juga. Dan bukan hanya itu, selama kemampuan ini aktif, Toska bisa memanggil pasukan Novas-nya langsung dari matahari sana.
Mereka—para makhluk kecil itu—akan muncul seketika, seperti saat ini. Masih sambil menahan silau dan panas, Toska telah memanggil, meminta, satu pelacak. Cahaya terang mengerjap satu kali di dalam rumah Sepuh.
“Raja-ku! Akhirnya Anda menggunakan Portal!” jerit satu Novas yang baru datang itu. “Aku terlalu bersemangat sampai ingin menangis! Namaku Orion. Anda menginginkan pelacak, benar? Aku adalah pemburu terhebat!”
“Oh! Ada peri bintang di dalam rumahku!” Sepuh melompat girang dan mulai memainkan simpainya lagi. Vanta langsung menghentikannya.
“Terima kasih, Orion,” engah Toska, memaksakan senyum. Ia masih menutup kedua matanya rapat-rapat. “Vanta akan ... memberikan instruksi padamu. Lakukan yang terbaik, oke?”
“Tidak bisa, Raja-ku, maafkan aku.” Orion menggeleng. “Selamanya kami hanya akan mengikuti perintah Anda seorang.”
“Aku memerintahkanmu, Orion, untuk mendengar ... instruksi dari Vanta.”
“Tidak bisa, Raja-ku, sungguh, maafkan aku!” Orion menunduk malu. “Kami takkan pernah bisa memenuhi permintaan Anda jika: permintaan tersebut mengharuskan kami untuk menerima perintah dari orang lain, atau permintaan tersebut bisa mencelakai Anda secara langsung, atau, terutama, ketika Anda tidak benar-benar menginginkannya.”
“Tapi sekarang ... aku ... bahkan tidak bisa melihat, Orion,” Toska berbisik menyedihkan. “Dan, bagian dalam tubuhku ... rasanya seperti sedang dihanguskan.”
“Raja-ku, mungkin Anda tidak bisa melihat karena kedua mata Anda tertutup,” kata Orion. “Soal ‘permintaan’ itu sendiri, Anda sudah cukup mengucapkannya dalam hati, atau bahkan merasakannya saja. Saat ini ... aku hanya mendengar, menerima, rasa sakit dari dalam diri Anda. Mungkin sebaiknya Anda memanggil Novas penyembuh?”
Vanta tertawa mengejek. “Aku turut berduka karena kau harus memiliki makhluk cengeng ini sebagai raja, Orion.”
Orion menoleh memerhatikan Vanta dengan tatapan galak. “Bukan cengeng, tidak. Aku yakin Raja-ku hanya belum berani membiasakan diri.”
“Tentang panas di dalam tubuh Anda, Yang Mulia,” Maria menambahkan, “itu adalah luapan energi yang terpusat, karena saat ini Anda telah menjadi satu dengan setengah kekuatan matahari. Cobalah untuk menerima kehadirannya sebagai stamina, alirkan perlahan ke sekujur tubuh Anda. Atau ... jika ternyata masih terlalu menyiksa, Anda bisa menonaktifkannya kapan saja.”
“Baiklah. Aku akan ... menguasainya!” Toska berdiri perlahan, mengatur napas, kemudian membuka kedua mata. Terang dan panas menyelimuti keberadaannya dengan semakin erat. Ia bertahan, terus berkonsentrasi. Seperti seseorang yang akhirnya berjalan keluar, menatap cahaya, setelah lama terjebak di tengah kegelapan. Sedikit demi sedikit pemuda itu mulai kembali mendapatkan bentuk-bentuk, warna-warna, dari bagian dalam rumah Sepuh. Semua yang ada di sana. “Aku ... bisa melihat.”
Orion dan Maria berpandangan senang.
Toska lanjut berusaha mengatasi panas di dalam tubuhnya. Mengikuti saran Maria, perlahan dan berangsur, ia menyalurkan energi itu. Menerimanya sebagai stamina. Sampai akhirnya mereka utuh terbagi, tak lagi terlalu terasa membakar, tapi lebih kepada hangat yang membasuh secara konstan. “Aku berhasil.”
Vanta menepuk pundaknya, mengangguk kecil memberi selamat. Ia segera memberitahukan instruksi yang harus disampaikan kembali pada Orion.
Instruksi untuk melacak sumber energi yang sama seperti Sepuh.
Pada saat ini, Theresa kembali, membawakan ilustrasi Naku dan Ewa, lengkap dengan catatan mengenai karakteristik keduanya. Vanta mengatakan pada Toska agar meminta Orion melacak keberadaan target mereka juga.
Orion menyanggupi semua itu. Ia menghilang sebagai kedipan cahaya. Dari ketinggian langit Arthera, melacak sumber energi yang sama seperti Sepuh, serta keberadaan Naku dan Ewa. Beberapa saat kemudian, ia kembali.
Hasilnya ada, tapi kurang memuaskan, karena kemampuan melacak Orion hanya bisa dikeluarkan sebanyak kemampuan Toska untuk mengendalikan Portal secara keseluruhan.
“Nah. Berdasarkan pelacakan seadanya tadi, Naku dan Ewa yang membawa cakram Sepuh telah dipastikan berada di sekitar sini.” Vanta menunjuk peta wilayah kepulauan Vanantara. “Kita akan memulai dari pulau terdekat. Lebev. Waktu kita sampai sebelum tengah malam untuk menemukan target. Ayo!”
Semua berjalan keluar rumah Sepuh. Seluruh penduduk Hiraeth yang sudah setia menunggu mereka di pekarangan, kembali ikut berbaris mengiring sampai ke pesawat supercepat di dekat lahan pertanian.
Toska harus memperbarui pesawatnya sebelum berangkat, karena benda imajiner itu mulai memudar, ditambah, Vanta juga telah menginstruksikan untuk memberikan fungsi lain—seperti kamuflase sempurna, agar mereka bisa terhindar dari semua jenis pendeteksian nanti.
Terciptalah pesawat gagah berwarna abu-abu (semula putih). Pipih, ramping, dan tajam seperti pedang pendek. Penduduk Hiraeth bersorak kagum.
Mendadak mendapatkan ide menyenangkan, Toska lanjut menciptakan hewan-hewan bercahaya yang hanya memiliki satu tugas sampai mereka memudar menghilang—bermain bersama, sekaligus menjaga, anak-anak desa.
Gadis kecil yang memberikan Toska setangkai bunga, mendapatkan kuda bersayap. Anak-anak lainnya mendapatkan anjing setia, kucing besar yang manja, naga baik hati, beruang gemuk, pasukan kelinci, kera lucu, kura-kura bijaksana, dan banyak lagi.
Penduduk Hiraeth tidak pernah merasa lebih bersyukur, bahagia, di sepanjang hidup mereka melebihi siang ini.