Eternal Adventure : The Forgotten Journey Of The Elves

farjana aranaz
Chapter #8

Bentrokan di Tempat Persembunyian Tigeria

Setelah meninggalkan gereja tua, Alaric dan Zanuba memulai perjalanan mereka menuju tempat persembunyian Tigeria, pemimpin bandit yang kejam. Udara dingin menyentuh kulit mereka sementara langit mulai menggelap, menandakan malam yang akan segera tiba.

Zanuba, yang biasanya tenang dan terkendali, terlihat sangat tegang. Keriput kekhawatiran menghiasi wajahnya yang lembut. Tidak mengherankan, mengingat situasi berbahaya yang mereka hadapi. Namun, Alaric, yang menyadari ketegangan yang membebani gadis kecil itu, memutuskan untuk mengurangi rasa cemas dengan caranya yang unik.

Sepanjang jalan, Alaric mulai berbicara tentang petualangan-petualangan konyol yang pernah dia alami. Mulai dari bagaimana dia terjebak dalam gua tanpa keluar selama tiga hari karena tertidur terlalu nyenyak, hingga bagaimana dia pernah secara tidak sengaja meminum ramuan yang membuatnya berbicara terbalik selama seminggu. Cerita-cerita itu, meski absurd, berhasil membuat Zanuba tersenyum, dan sesekali, tawa kecilnya pecah mengusik kesunyian malam.

Akhirnya, setelah berjalan beberapa jam melalui hutan yang suram, mereka sampai di lokasi yang diduga sebagai tempat persembunyian Tigeria. Tempat itu adalah gua yang tersembunyi, dengan mulut gua yang lebar terpampang di depan mereka, dikelilingi oleh semak belukar yang lebat.

Tetapi, saat mereka mendekat, pemandangan yang terlihat membuat hati Zanuba hancur. Harith, pengawal setia yang telah melindunginya sejak kecil, tergeletak tak bernyawa di depan gua. Tubuhnya disalib dan tertusuk banyak pedang, sebuah tontonan yang mengerikan dan brutal. Zanuba berlari mendekati tubuh Harith, air matanya mengalir deras sementara teriakan kesedihannya memecah kesunyian.

"Harith! Tidak! Bangun, Harith! Tolong...," isak Zanuba, tangannya gemetar mencoba memegang tangan yang dingin. Tapi sudah terlambat; Harith telah pergi selamanya.

Sementara Zanuba berduka, Alaric memandang ke sekeliling, matanya mencari sosok yang bertanggung jawab atas kekejaman ini. Tak lama kemudian, dia melihat Tigeria, duduk di sebuah batu besar sambil dengan santainya meminum bir Leronica yang telah lama didambakan Alaric.

Wajah Alaric memerah, tidak hanya karena kemarahan tapi juga karena elemen humor yang tidak pernah hilang darinya. "Hey! Itu birku, kau bajingan!" teriaknya kepada Tigeria, nada suaranya mencampurkan amarah dan kekonyolan.

Lihat selengkapnya